Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Honda Memilih Luncurkan Mobil Hybrid Dibanding Listrik

Kompas.com - 01/04/2023, 13:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Honda Prospect Motor (HPM) dipastikan bakal membawa dua produk elektrifikasinya ke Indonesia pada tahun 2023.

Bisa jadi mobil tersebut adalah CR-V dan Accord e:HEV yang sebelumnya sudah diperkenalkan pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022 lalu.

Terlepas dari model yang akan diluncurkan, mengapa Honda lebih memilih untuk meluncurkan mobil hybrid dibandingkan kendaraan full listrik di tahun ini? Mengingat hampir seluruh produsen otomotif kini sudah memiliki line up kendaraan listrik.

Baca juga: Hati-hati Modus Penipuan Saat Beli Mobil Bekas Secara Online

Yusak Billy, Business Innovation and Sales & Marketing Director PT HPM menjelaskan, transisi untuk menuju mobil listrik murni harus dilakukan secara bertahap dengan melihat kesiapan ekosistem seperti infrastruktur dan komponen.

“Sebelum ke arah full (kendaraan listrik murni), kita ada hybrid dulu, nanti berkembang lagi. Jadi ada ‘jembatan’. Kita menyiapkan suatu produk itu yang benar-benar konsumen inginkan diwaktu yang tepat,” ucap Billy di Jakarta, Kamis (30/3/2023).

Ilustrasi mobil listrik Hondadok.Honda Ilustrasi mobil listrik Honda

Menurut Billy, penerapan elektrifikasi di Indonesia harus dilakukan secara bertahap sesuai dengan kesiapan konsumen dan infrastruktur untuk memastikan teknologi tersebut benar-benar dirasakan manfaatnya.

Sebelumnya Billy juga mengatakan bahwa Honda Motor Company memiliki semua line up kendaraan listrik, mulai dari hibrida sampai battery electric vehicle (BEV).

Hal ini sejalan dengan visi produsen asal Jepang itu, di mana pada 2030 mulai melakukan penetrasi pasar elektrifikasi kendaraan bermotor hingga 2040 mendatang.

Baca juga: Catat, Ada 16 Ruas Tol Baru buat Mudik Lebaran 2023

Di mana pada 2030 ditargetkan 40 persen dari penjualan global Honda adalah mobil listrik. Kemudian lima tahun setelahnya meningkat menjadi 80 persen sampai akhirnya 100 persen di 2040.

“Jadi tidak perlu khawatir, komitmen elektrifikasi sudah ada. Tetapi untuk bisa diterapkan harus melalui kajian dahulu dengan melihat kondisi pasar dan infrastruktur, serta aturan pemerintah,” kata Billy.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com