Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LCGC Bakal Naik Rp 5 Juta, Industri Pastikan Harga Tetap Kompetitif

Kompas.com - 25/02/2023, 07:22 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah RI melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berencana menaikkan harga acuan untuk kendaraan berjenis Low Cost Green Car (LCGC) hingga Rp 5 Juta.

Putusan tersebut dilakukan seiring dengan meningkatnya harga produksi, pengolahan, bahan mentah, bahan baku, sampai inflasi. Diharapkan, dengan adanya penyesuaian harga para produsen bisa membuat LCGC semakin relevan dan kompetitif.

Menanggapi wacana itu, sejumlah pabrikan otomotif yang masih memiliki produk LCGC yaitu Toyota, Daihatsu, dan Honda, menyambut dengan baik. Sebab setiap tahunnya, diakui ada perubahan harga dalam biaya produksi dan bahan material.

Baca juga: Klarifikasi Kemenperin, Kenaikan Harga LCGC Rp 5 Juta Bukan 5 Persen

Komparasi LCGC antara Toyota Agya dan Daihatsu AylaKOMPAS.com/DIO DANANJAYA Komparasi LCGC antara Toyota Agya dan Daihatsu Ayla

Meski demikian, dengan dinaikkannya harga acuan LCGC bukan berarti harga di pasar alias retail price akan langsung berpengaruh atau ikut naik dengan level yang sama.

"Patut dipahami, yang akan dinaikkan ialah ceiling price-nya (harga tertinggi). Jadi bukan berarti kami, sebagai pemain LCGC akan menaikkan harga yang sama. Karena, dalam penentuan harga ritel banyak faktor," kata Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy, Kamis (23/2/2023).

"Jadi tidak hanya melihat dari biaya material, biaya pabrik, sampai ceiling price. Yang sebenarnya patut diketahui, bahkan sebenarnya kenaikan (biaya produksi) sudah lebih tinggi dari itu," lanjut dia.

Sebagai bocoran, untuk menentukan harga pasaran, lanjut Anton, perusahaan akan mempertimbangkan kondisi pasar, kemampuan daya beli masyarakat, sampai volume produksi.

Baca juga: Harga Naik Rp 5 Juta, Kemenperin Harap LCGC Masih di Bawah Rp 200 Juta

Ilustrasi Toyota CalyaKOMPAS.com/STANLY RAVEL Ilustrasi Toyota Calya

Hal serupa dikatakan Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Sri Agung Handayani saat dihubungi Kompas.com. Hanya saja ia enggan berkomentar lebih jauh karena aturan yang mengikat perubahan harga acuan LCGC belum keluar.

Dalam kesempatan terpisah, Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy juga menyatakan, harga acuan LCGC bukan satu-satunya pertimbangan dalam penentuan harga ke pasar.

Apalagi diakui bahwa segmen LCGC yang hampir 70 persennya merupakan first buyer atau konsumen entry level yang berpindah dari menggunakan motor ke mobil, sangat sensitif terhadap harga.

"Jadi bukan semata-mata diberikan (harga) sekian itu (sesuai kenaikan harga acuan). Tetapi ada perjuangan dari perusahaan, ada efisiensi yang dilakukan sehingga angka yang ditetapkan itu sudah mempertimbangkan banyak aspek," ucap Billy.

Baca juga: Honda WR-V Buatan Indonesia Mulai Diekspor Tahun Ini

Honda Brio Satya Kompas.com/Nanda Honda Brio Satya

Terlepas dari itu semua, ia percaya segala keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah sudah mempertimbangkan berbagai aspek berkaitan.

Sehingga diharapkan dengan adanya rencana penyesuaian kenaikan harga acuan LCGC sebesar Rp 5 juta, tidak berdampak negatif terhadap pasar. Tetapi sesuai dengan harapan pemerintah yaitu membuat pasar semakin terangsang dan kompetitif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau