Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Belum Siap Terapkan Kendaraan Otonomos

Kompas.com - 20/02/2023, 14:41 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perkembangan penerapan teknologi otomomos di kendaraan bermotor kini terus bergerak secara agresif guna meningkatkan kenyamanan dan keamanan berkemudi.

Bahkan sedikitnya terdapat lima negara yang mulai menerapkan teknologi masa depan tersebut baik untuk mobil pribadi maupun angkutan umumnya, seperti Jerman, Meksiko, Brazil, Rusia, sampai India.

Lantas bagaimana dengan Indonesia? Menurut Direktur Pemasaran Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy, penggunaan mobil otonom untuk kendaraan harian harus ditunjang dengan infrastruktur.

Baca juga: Ini Efeknya jika Tangki BBM Sering Kosong

Fitur TSS pada All New Toyota Voxy di Indonesiadok.TAM Fitur TSS pada All New Toyota Voxy di Indonesia

"Penerapan autonomous driving itu tergantung banyak hal mulai infrastruktur, kondisi jalan, dan masyarakatnya. Jadi ini masih butuh waktu," kata dia saat ditemui di gelaran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 di Jakarta, Kamis.

Anton menjelasan, bila kendaraan dengan teknologi swakemudi memiliki enam tingkatan. Toyota sebetulnya juga sudah mengaplikasikan teknologi ini pada beberapa modelnya, namun tidak full autonomous.

Teknologi terkait, diimplementasikan perseroan melalui penyematan fitur Toyota Safety Sense (TSS) yang terdiri dari sejumlah fitur keselamatan aktif dan semi otomatis.

"Pada saat ini belum ada mobil kita yang full autonomous dan memang ini butuh waktu. Tetapi kalau yang semi autonomous atau some part autonomous, sudah ada, contohnya teknologi TSS," ucap dia.

Baca juga: Cerita Esemka soal Pabrik, Mobil Listrik, dan Produksi Lokal

Pre-Collision Warning and Pre-Collision BrakingTAM Pre-Collision Warning and Pre-Collision Braking

"Di sana, ada fungsi radar yang mengecek kondisi di depan, samping dan belakang mobil, jadi bisa akselerasi sendiri atau melakukan pengereman sendiri berdasarkan kondisi jalan. Tetapi kami tak pernah menyebut kendaraan autonomous, karena nanti takutnya konsumen menganggapnya tidak perlu lagi peran pengemudi," lanjut Anton.

Meski sudah menjadi tren teknologi berikutnya, Anton menilai mobil tetap membutuhkan pengemudi. Akan ada kondisi-kondisi di mana pengemudi harus mengambil keputusan, tidak bisa hanya mengandalkan teknologi.

"Jadi kalau untuk full autonomous, sepertinya masih agak lama. Karena saya merasa mobil tetap membutuhkan driver yang mengendalikan. Tetapi suatu saat nanti mungkin saja bisa full autonomous," kata Anton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau