Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilema Bus Listrik untuk Layanan Bus AKAP di Indonesia

Kompas.com - 15/02/2023, 07:02 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Bus listrik kini menjadi salah satu kendaraan yang tengah digaungkan di Indonesia.

Bahkan, beberapa merek sasis bus tengah bersaing menyiapkan sasis bus listrik terbaik untuk menarik minat pasar.

Saat ini bus listrik juga diklaim sudah produksi di Tanah Air, contohnya seperti layanan dari Transjakarta yang telah menggunakan bus listrik. Bus listrik ini mengantarkan penumpang pada beberapa koridor atau halte bus di Jakarta.

Tapi, pertanyaannya apakah bus listrik bisa untuk layanan bus antarkota antarprovinsi (AKAP)?

Baca juga: Bukan Rusak, Ini Alasan Suara Mesin Motor Ducati Berisik

Head of Product Management, Homologation, and Marketing Bus and Truck PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI) Faustina mengatakan, harus ada beberapa hal yang dipikirkan dengan matang jika bus AKAP menggunakan bus listrik.

“Coba bayangkan itu (bus listrik) di beli oleh perusahaan otobus (PO) untuk layanan bus AKAP, nantinya bus akan melayani dari Jakarta ke Surabaya atau Malang contohnya. Nah, untuk charging-nya itu mereka akan lakukan di mana. Maka itu sudah harus dipikirkan,” kata Faustina kepada Kompas.com, Senin (14/2/2023).

Peresmian bus listrik trasnjakarta, Selasa (8/3/2022)janlika putri Peresmian bus listrik trasnjakarta, Selasa (8/3/2022)

Contoh lainnya yang diberikan oleh Faustina adalah, bus AKAP tersebut akan melayani rute Jakarta – Surabaya. Kemudian PO menargetkan bus akan melakukan charging pertama di Semarang. Namun, untuk kebutuhan durasi charging baterai bus itu minimum satu sampai dua jam.

“Lalu untuk durasi tersebut, Lalu penumpang yang ada di dalam bus kira-kira bagaimana dan mau diapakan? Nah hal ini tentunya harus diperhatikan jika bus listrik untuk bus AKAP,” kata Faustina.

Baca juga: Luhut: Indonesia Impor Lithium dari Australia

Faustina juga mengatakan, saat ini target pemerintah untuk bus listrik masih dalam desain jarak pendek. Misalnya seperti bus dalam kota seperti layanan dari Transjakarta.

“Hal itu karena bus jarak pendek sudah ketahuan ritme kerjanya, contoh dia jalan subuh terus balik lagi ke pool jam sekian. Nah itu semua sudah terukur, jadi memang lebih terkendali dari segi maintenance,” kata Faustina.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com