BANDUNG, KOMPAS.com – Harga komponen otomotif mungkin sempat mengalami lonjakan karena kelangkaan. Namun suplai yang tersedia diprediksi bakal segera normal dan membuat harga kembali stabil.
Termasuk harga baterai kendaraan listrik yang semakin menurun, seiring dengan ditemukannya berbagai teknologi yang lebih efisien.
Dradjad Irianto dari Kelompok Keahlian Sistem Manufaktur Institut Teknologi Bandung (ITB), mengatakan, ketersediaan baterai menjadi kunci dari pengembangan kendaraan listrik.
Baca juga: Diskon Avanza, Stargazer, dan Ertiga Desember 2022, Tembus Rp 30 Juta
Menurutnya, saat ini jenis baterai yang ditemukan pada kendaraan listrik umumnya mengusung jenis lithium ion (Li-ion) dan nikel metal hybrid (NiMH).
Ke depan mungkin ada teknologi yang lain, solid state dan sebagainya yang akan menggantikan teknologi sebelumnya.
“Kita ingin makin efisien, makin besar dayanya, makin cepat charging-nya, dan sebagainya. Jadi secara total akan lebih baik,” ujar Dradjad, dilansir dari tayangan Youtube Institut Teknologi Bandung (11/6/2022).
Baca juga: Begini Gejala Kampas Kopling Mobil Matik yang Minta Ganti
“Yang menggembirakan dari proyeksi-proyeksi teknologi tadi, ini terus menurun cost-nya, cost pembuatan baterai. Jadi ini yang memberi harapan, jadi mengapa elektrifikasi ini perlu? Kita percaya sampai 2020 ke depan ini akan semakin rendah biayanya,” kata dia.
Sementara itu, ia juga mengatakan, pengembangan kendaraan listrik di Indonesia harus dibarengi dengan adanya industri daur ulang yang menjadi bagian dari ekosistem kendaraan listrik.
Hal ini diperlukan agar penetrasi kendaraan listrik tak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar.
Baca juga: Daftar Harga LCGC Jelang Akhir 2022, Termurah Rp 112 Jutaan
"Di Thailand sudah ada. Tapi hingga saat ini Indonesia belum memiliki industri daur ulang," ujar Dradjad, yang merupakan dosen sekaligus Guru Besar ITB.
Menurutnya, baterai kendaraan listrik memiliki usia pakai optimal dalam periode tertentu. Apabila kualitasnya sudah menurun, maka baterai tersebut tidak dapat lagi digunakan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.