Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Listrik Jangan Dicas Sampai 100 Persen Malah Tidak Efisien

Kompas.com - 28/10/2022, 10:22 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mobil listrik Tesla yang dilengkapi regenerative braking, ternyata tidak disarankan untuk diisi baterainya hingga 100 persen. Bagaimana dengan mobil listrik lainnya yang dipasarkan di Indonesia?

Pada unggahannya di media sosial Twitter, CEO Tesla Elon Musk mengatakan, sebaiknya mobil listrik Tesla dicas hingga 90 persen atau 95 persen.

Baca juga: Wuling Serahkan 300 Unit Mobil Listrik untuk KTT G20 Bali

Sebab, jika dicas hingga 100 persen, regenerative braking pada mobil tidak akan bekerja. Hal ini dikarenakan sistem membaca kondisi baterai penuh.

Test drive mobil listrik Tesla Model 3 Performance di ajang Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2022 di JIExpo Kemayoran, Senin (25/7/2022). Selain mobil listrik Tesla Model 3 Performance, pengunjung juga bisa mencoba mobil listrik DFSK Gelora E dan Alke Mini Pikap.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Test drive mobil listrik Tesla Model 3 Performance di ajang Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2022 di JIExpo Kemayoran, Senin (25/7/2022). Selain mobil listrik Tesla Model 3 Performance, pengunjung juga bisa mencoba mobil listrik DFSK Gelora E dan Alke Mini Pikap.

Untuk diketahui, regenerative braking merupakan sistem pengereman elektrik yang tak hanya mengurangi laju kendaraan saja. Tapi, sistem akan menyerap energi kinetik yang mengalir pada kendaraan dan dikonversi menjadi energi listrik yang dialirkan lagi ke baterai.

Banyak yang beranggapan bahwa mengisi hingga 100 persen menjadi kurang efisien, karena regenerative braking baru akan bekerja ketika kapasitas baterai 95 persen.

Baca juga: Jaguar Cuma Jual Mobil Listrik di 2025, Termasuk Indonesia

Pada mobil listrik Hyundai Ioniq 5, berlaku hal yang sama. Dengan kondisi baterai 100 persen, regenerative braking juga akan berhenti bekerja.

Hyundai Ioniq 5Kompas.com/Donny Hyundai Ioniq 5

"Terkait regenerative braking sendiri akan berhenti mengisi daya apabila baterai mobil listrik Hyundai sudah terisi 100 persen. Jadi, para pengguna mobil listrik Hyundai tidak perlu khawatir," kata Suprayetno, Head of Service Planning and Strategy Department PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), kepada Kompas.com, belum lama ini.

Pada mobil listrik Wuling Air ev, ternyata berlaku sistem yang sama. Regenerative braking juga baru akan bekerja pada kapasitas baterai 95 persen, seperti yang dijelaskan oleh Danang Wiratmoko, Product Planning Wuling Motors.

Wuling Air evDok. Wuling Wuling Air ev

"Fungsi regenerative braking pada Wuling Air EV akan aktif mulai state-of-charge (SOC) baterai 95 persen," kata Danang, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.

Namun, Danang menambahkan, perkiraan jarak tempuh pada saat SOC 100 persen dan 95 persen tetap akan berbeda. Sebab, fungsi pengereman regeneratif tidak serta-merta mengkonversi kembali putaran roda menjadi daya listrik dengan efisiensi sempurna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau