JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmitha mengungkap langkah elektrifikasi dari Honda Indonesia yang terlihat cukup lambat dibanding pabrikan otomotif lainnya di dalam negeri.
Hal tersebut dinyatakannya saat memberikan sambutan dalam seremoni ekspor perdana All New Honda BR-V di PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT), Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (16/3/2022).
"Saya apresiasi atas kinerja ekspor perdana All New Honda BR-V hari ini yang dilakukan PT Honda Prospect Motor (HPM) untuk medukung target Pemerintah RI yaitu ekspor 1 juta unit pada 2025," katanya, Rabu.
Baca juga: All New Honda BR-V Buatan Indonesia Mulai Diekspor ke 30 Negara
"Tapi kami juga meminta dukungan dari Honda agar dapat menghadirkan produk-produk kendaraan yang memiliki karbon emisi rendah, khususnya kendaraan elektrifikasi," lanjut Agus.
Adapun kendaraan elektrifikasi yang dimaksud ialah seluruh mobil yang memiliki teknologi Hybrid Electric Vehicle (HEV) sampai Battery Electric Vehicle (BEV) alias mobil listrik murni.
Mengingat, di pasar global Honda sudah memasarkan kendaraan serupa seperti model Honda e, Clarity PHEV, sampai CR-V PHEV. Tapi sejauh ini, belum ada putusan resmi untuk pabrikan menghadirkan mobil terkait.
"Pada prinsipnya pemerintah akan selalu mendukung progress teknologi termasuk kendaraan rendah emisi," ujar Agus lagi.
Menanggapi pernyataan itu, Business Innovation and Marketing & Sales PT HPM Yusak Billy menyatakan bahwa pihaknya akan senantiasa untuk mendukung seluruh langkah pemerintah Indonesia pada sektor otomotif.
Baca juga: Jokowi Resmikan Pabrik Hyundai Cikarang, Momen Paling Ditunggu
Hanya saja memang untuk elektrifikasi kendaraan bermotor, perseroan memiliki pertimbangan tersendiri sebelum benar-benar menghadirkannya ke pasar domestik.
"Kami bukannya anti elektrifikasi, tidak. Kami terus mempelajari apa sih elektrifikasi yang sangat cocok untuk masyarakat Indonesia, dari BEV sampai hybrid," katanya.
"Kita sedang mempelajari permintaan dari masyarakat seperti apa. Tentunya kita tidak bilang bahwa mobil listrik tidak akan ada. Kita akan luncurkan sesuai keinginan konsumen nanti," tambah Billy.
Apalagi, prinsipal sudah menyatakan visi dan targetnya untuk kendaraan berbasis listrik yaitu 2/3 dari total produksi secara global pada tahun 2030.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.