JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki libur tahun baru, sebagian orang memilih untuk melakukan perjalanan keluar kota bersama keluarga atau kerabat.
Tak sedikit pula dari mereka yang memilih untuk melakukan perjalanan di malam hari entah karena alasan kondisi lalu lintas yang lebih lengang atau pun terpaksa.
Padahal, melakukan perjalanan jarak jauh menggunakan mobil pribadi di malam hari memang tidak disarankan.
Hal ini karena aktivitas tersebut dilakukan berlawanan dengan siklus tubuh manusia yang seharusnya digunakan untuk beristirahat.
Baca juga: Ini Sanksi Bila Menghalangi Laju Kendaraan Prioritas
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, berkendara malam hari memang tidak disarankan karena berat melawan siklus tubuh manusia.
“Biasanya kan malam hari adalah waktu untuk relaks, tetapi kalau terpaksa dilakukan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan,” ucap Sony saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.
1. Istirahat secara berkala
Ketika berkendara di malam hari, pengemudi disarankan untuk sering-sering beristirahat.
Lama berkendara maksimal hanya 2 jam, setelah itu pengemudi sebaiknya mengambil waktu untuk beristirahat.
“Mengesampingkan hal tersebut dapat menyebabkan ngantuk, bukaan mata pengemudi hanya sedikit dan sebagian hidupnya sudah di bawah alam sadar,” kata Sony.
2. Jaga kecepatan
Saat berkendara di malam hari, pengemudi sebaiknya tetap menjaga kecepatan kendaraannya. Jangan sampai berkendara dengan ugal-ugalan karena kondisi jalanan yang lengang.
Pasalnya, gaya mengemudi yang reaktif berpotensi kecelakaan karena semakin cepat kendaraan bergerak semakin kecil sudut pandang atau visibilitas.
“Malam hari visibilitasnya terbatas, blindspot akibat kontur jalan, sudut tikungan banyak dan pengemudi selalu mengandalkan arah jalannya dari sinar lampu kendaraan dari arah depan, ini berbahaya,” ucapnya.
Selain itu, ketika berkendara di malam hari hindarkan mata dari sorot lampu kendaraan dari arah depan.