Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPKM Level 3 Batal, 11 Juta Orang Berpotensi Melakukan Mobilitas

Kompas.com - 10/12/2021, 07:02 WIB
Stanly Ravel

Editor

JAKARTA, KOMPAS. com - Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Balitbang Kementerian Perhubungan (Kemenhub), jelang libur Natal dan tahun baru (Nataru) ada kecenderungan cukup besar dari masyarakat melakukan mobilitas atau perjalanan.

Terutama setelah pemerintah resmi mengumumkan pembatalan kebijakan PPKM Level 3 di seluruh wilayah Indonesia beberapa hari lalu.

Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan, menjelang Nataru selalu ada kecenderungan peningkatan mobilitas masyarakat dengan berbagi kepentingan. Dari hasil survei setelah pengumuman pembatalan PPKM Level 3, ditemui adanya potensi mobilitas masyarakat sebanyak 11 juta orang

"Dengan dibatalkannya PPKM Level 3 di seluruh Indonesia masih terdapat potensi pergerakan sebesar 7,1 persen atau sekitar 11 juta orang yang akan melakukan mobilitas atau perjalanan," ucap Adita dalam konferensi virtual terkait Perkembangan Penanganan Covid-19 di Indonesia per 9 Desember 2021, Kamis (9/12/2021).

Baca juga: Makin Galak, Kemenhub Potong 1.156 Truk ODOL di Jawa Timur

Arus mudik kendaraan hari ke dua menjelang Idul Fitri di ruas tol pantura (Cipali dan Palikanci), Jawa Barat, tersendat sepanjang 42 kilometer, Rabu (15/7/2015). Arus kendaraan terpantau tersendat dari Ciperna (Tol Palikanci) kilometer 205 hingga Majalengka (Tol Cipali) kilometer 163. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO - ARI PRASETYOKRISTIANTO PURNOMO - ARI PRASETYO Arus mudik kendaraan hari ke dua menjelang Idul Fitri di ruas tol pantura (Cipali dan Palikanci), Jawa Barat, tersendat sepanjang 42 kilometer, Rabu (15/7/2015). Arus kendaraan terpantau tersendat dari Ciperna (Tol Palikanci) kilometer 205 hingga Majalengka (Tol Cipali) kilometer 163. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO - ARI PRASETYO

Adita mengatakan, survei dilakukan untuk mengetahui sejauh mana animo masyarakat tekait mobilitas saat Nataru.

Sementara untuk metodenya menggunkan online yang diikuti sebanyak 49.000 responden secara nasional, dengan wilayah paling banyak adalah Pulau Jawa dan Bali.

Berdasarkan hasil survei tersebut juga diketahui untuk wilayah Jakarta–Bogor–Depok–Tangerang–Bekasi (Jabodetabek), terdapat potensi pergerakan masyarakat saat libur Nataru sebesar 7 persen, atau sekitar 2,3 juta orang.

Selain itu, Kemenhub juga telah meminta beragam masukan dari berbagai pihak, antara lain pengamat transportasi, sosiolog, dan stakeholder dalam rangka penyusunan kebijakan pengendalian transportasi jelang Nataru.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Ngebut Sesekali Bisa Jaga Performa Mesin Mobil?

Penumpukan kendaraan terjadi saat petugas melakukan penyekatan di depan Gerbang Tol Pasteur, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (6/7/2021). Selama PPKM Darurat, Kota Bandung tertutup bagi warga dari luar wilayahnya, hal tersebut dilakukan untuk menekan mobilitas masyarakat dan mengurangi penyebaran Covid-19.KOMPAS.com/AGIE PERMADI Penumpukan kendaraan terjadi saat petugas melakukan penyekatan di depan Gerbang Tol Pasteur, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (6/7/2021). Selama PPKM Darurat, Kota Bandung tertutup bagi warga dari luar wilayahnya, hal tersebut dilakukan untuk menekan mobilitas masyarakat dan mengurangi penyebaran Covid-19.

"Masukan itu menjadi bahan pertimbangan yang sangat penting untuk menyusun kebijakan pengendalian transportasi. Karena itu, untuk mengatisipasi kecenderungan mobilitas saat Nataru, secara umum pengendalian transportasi dilakukan pada semua moda, baik darat, laut, udara dan kereta api," ucap Adita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau