JAKARTA, KOMPAS.com – Pikap merupakan kendaraan niaga ringan yang didesain khusus untuk mengangkut barang. Barang yang diangkut akan disimpan pada bak yang ada di bagian belakang kendaraan.
Namun, minimnya fasilitas transportasi umum di Indonesia, khususnya daerah-daerah kecil, kerap membuat pikap ini jadi andalan. Pikap yang biasanya mengangkut barang berubah fungsi jadi angkutan orang.
Tanpa pilihan, bak pikap dianggap tempat yang aman untuk berkendara, padahal berbahaya.
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan, orang yang masih naik pikap di bagian bak tidak memikirkan apa bahaya yang bisa terjadi.
Baca juga: PPKM Berlanjut, Luhut Minta Ganjil Genap Diterapkan di Tempat Wisata
“Mereka berpikir sangat simpel, kenapa harus susah kalau bisa mudah. Jadi ketika berpikir soal keselamatan, banyak sekali pertimbangannya, sehingga terlihat merepotkan,” kata Sony kepada Kompas.com, Selasa (14/9/2021).
Ketika soal keselamatan dianggap merepotkan, ini yang menjadi masalah. Bak belakang pikap itu didesain untuk membawa barang, jika digunakan untuk membawa orang, bisa membahayakan dirinya sendiri.
Baca juga: Vinales Sebut Aprilia RS-GP Lebih Melelahkan Dari Yamaha YZR-M1
“Pertama, di bak pikap tidak ada safety belt, risikonya bisa terlempar keluar apabila kendaraan kehilangan keseimbangan. Lalu, bak pikap tidak dilengkapi pelindung atap, jadi penumpang rawan terkena terpaan angin,” kata Sony.
Terakhir, tidak ada batas aman duduk secara sempurna. Jadi bisa dibilang, orang yang naik di bak pikap bagaikan terombang-ambing, sangat mudah terlempar atau jatuh keluar dari bak tersebut saat sedang berjalan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.