Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

THR buat Beli Motor, Ini Ciri Sepeda Motor yang Bisa Jadi Investasi

Kompas.com - 13/05/2021, 07:01 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mendapat Tunjangan Hari Raya (THR) memang menyenangkan. Biasanya, THR banyak digunakan saat mudik lebaran.

Namun, tahun ini pemerintah melarang adanya kegiatan mudik. Sebagian orang mungkin berpikir untuk mengalokasikan THR-nya untuk investasi.

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah membeli sepeda motor. Tapi, tidak sembarang motor bisa dijadikan investasi.

Baca juga: Regulasi Konversi Motor Tua ke Listrik Keluar, Tak Bisa Asal Bengkel

Umumnya, investasi pada motor dilakukan pada motor tua atau motor klasik. Padahal, tak harus motor klasik yang sudah jarang di pasaran, tapi juga bisa motor baru, asal jeli ketika membeli.

Deretan sepeda motor tua berbagai merek koleksi Hauwke's Auto Gallery, Kemang, Jakarta Selatan, Senin (12/3/2018).Kompas.com/Alsadad Rudi Deretan sepeda motor tua berbagai merek koleksi Hauwke's Auto Gallery, Kemang, Jakarta Selatan, Senin (12/3/2018).

Bambang, yang akrab disapa Om Beng, pendiri Indonesia Vespa Days, mengatakan, ciri-ciri motor yang bisa dijadikan investasi untuk di Indonesia adalah yang masih bawaan asli pabrik alias orisinal.

"Menurut saya masih model bawaan pabrik. Karena kalau motor kustom sangat subjektif. Pergerakan ini mulai terasa tidak hanya di Vespa namun merambah ke motor bebek, saat ini kita bisa lihat banyak berseliweran bebek jadul yang lucu-lucu," ujar Om Beng, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Tips Laris Jual Motor Klasik Tanpa Pasang Iklan

Motor baru pun bisa jadi investasi. Namun, memang perlu pembuktian. Selain itu, mengecek kebenarannya juga tidak mudah, karena membutuhkan kejelian pemilik memilih motor, serta waktu yang tidak sebentar.

Pertama, motor baru yang populasinya tidak banyak, taoi ramai peminatnya. Sesuai hukum ekonomi, kondisi tersebut akan membuat permintaan tinggi tapi stok yang ada terbatas. Sehingga, harganya juga akan tinggi.

Vespa 946 Christian DiorVespa Vespa 946 Christian Dior

Kedua, motor-motor generasi pertama yang didatangkan secara impor atau Completely Bulit Up (CBU). Contohnya, Honda PCX 125 dari Thailand yang sampai sekarang harganya masih tinggi atau NSR 150R yang mulai langka.

Ketiga, motor yang memiliki status special edition seperti edisi ulang tahun atau edisi terbatas. Model seperti ini sering diburu, karena punya nilai sentimentil atau perbedaan khusus yang tidak ada di varian standar.

Keempat, motor yang punya sejarah atau sudah diproduksi dalam jangka waktu lama seperti Honda Monkey. Pertimbangan lain yaitu membeli motor yang diyakini bakal punya basis komunitas seperti Yamaha RX-King.

Honda Monkey versi Gundam edisi terbatas dirilis di Motor Expo 2020 di ThailandAP Honda Honda Monkey versi Gundam edisi terbatas dirilis di Motor Expo 2020 di Thailand

Untuk motor lawas, Rizki Arif, dari Antik Motor Kediri, mengatakan, motor tua yang bisa dijadikan investasi adalah buatan tahun '80-an ke bawah. Sebab, motor-motor tersebut banyak diburu pecinta motor klasik.

"Setiap tahun, pasti naik harganya, bukan malah semakin turun. Tapi, dengan catatan kondisinya juga terawat," kata Rizki, saat dihubungi Kompas.com, dalam kesempatan terpisah.

Motor tua yang kondisinya seadanya pun masih banyak dicari dengan alasan kelangkaan. Apalagi, jika motor tersebut masih bisa direstorasi.

Harley-Davidson WLA lansiran 1942 hasil restorasi oleh Pitstop Motor WerkDok. Kustomfest Harley-Davidson WLA lansiran 1942 hasil restorasi oleh Pitstop Motor Werk

"Motor yang masih bahan tetap bisa untuk investasi. Tapi, paling baik tetap harusnya direstorasi dahulu, baru disimpan. Jadi, nilainya akan semakin bertambah," ujar Rizki.

Soal harga, menurut Rizki, berbeda-beda untuk setiap motor. Kondisi fisik, tahun pembuatan, kelengkapan surat-suratnya, pajaknya, populasinya, dan lainnya, dapat menentukan harga dari motor tua tersebut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com