Perbedaan Honda Jazz i-DSI dan VTEC

JAKARTA, KOMPAS.com - Honda Jazz GD3 atau yang dikenal dengan Jazz generasi pertama, hingga saat ini masih memiliki banyak peminat di pasar otomotif.

Meski usianya sudah tidak muda lagi, mobil ini masuk dalam daftar pertimbangan yang cukup populer di pasar mobil bekas lantaran memiliki desain yang timeless.

Untuk diketahui, Honda Jazz GD3 hadir dengan dua varian yang berbeda, yaitu bermesin VTEC (Variable Valve Timing and Lift Electronic Control) dan varian lainnya yang bermesin i-DSI (Intelligent Dual and Sequential Ignition).

Namun, pada Honda Jazz generasi ketiga mesin VTEC sudah tidak digunakan lagi digantikan dengan i-VTEC.

Baca juga: Harga Yamaha M3 Jeblok di Bursa Motor Bekas

Lantas, apa perbedan i-DIS dan VTECH?

Honda Jazz i-DSI di dukung dengan mesin tipe L15A, 1,5 liter 4 silinder segaris 8 katup SOHC i-DSI.

Mesin tersebut mampu menghasilkan tenaga hingga 87 Tk pada putaran 5.500 rpm, sedangkan untuk torsi mencapai 128 Nm atau setara dengan putaran mesin 2.700 rpm.

Adapun Honda Jazz VTEC di dukung dengan mesin bertipe L15A, 1,5 liter 4 silinder segaris 16 katup SOHC VTEC.

Mesin tersebut mampu menghasilkan tenaga mencapai 110 Tk pada putaran 5.800 rpm, sedangkan untuk torsinya mencapai 143 Nm atau setara dengan putaran mesin 4.800 rpm.

dok.Honda Mesin VTEC Turbo terbaru Honda.

Yulian Karfili, Public Relation Manager & Digital Manager PT Honda Prospect Motor (HPM) mengatakan, kedua mesin tersebut memiliki karakter masing-masing.

Di mana i-DSI memiliki karakter efisiensi bahan bakar, karena memiliki dua busi yang bekerja untuk pembakaran bahan bakar yang lebih efisien.

Sedangkan VTEC lebih ke perfoma, karena bisa mengatur bukaan katup pembakaran sesuai dengan kebutuhan beban mesin.

“Sederhananya, i-DSI itu memiliki dua busi yang berfungsi untuk melakukan pembakaran ganda, jadi tenaga yang dicapai dengan pembakaran tersebut lebih efisien.” ujar pria yang akrab disapa Arfi kepada Kompas.com (9/3/2021).

paultan.org Mesin Honda Jazz Hybrid

Sedangkan untuk VTEC, Arfi menjelaskan, memiliki karakter power. Di mana pada mesin VTEC hanya memiliki satu busi untuk melakukan pembakaran, namun secara sistem bisa mengatur bukaan katup pembakaran. Bukaan tersebut akan disesuaikan dengan beban mesin.

Baca juga: Dilema Pindad soal Peluang Ekspor Maung

“Misalkan beban mesinnya berat seperti akselerasi atau menanjak, bukaannya akan semakin besar. Tapi kalau lagi dalam kondisi jalan seperti biasa maka bukaannya akan lebih kecil. Jadi, tenaga pembakaran akan disuaikan dengan beban mesin,” kata Arfi.

Bicara soal perawatan dan biaya, Arfi mengatakan, tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua mesin tersebut.

“Hampir sama (perawatan dan biaya). Hanya saja komponennya pasti ada sedikit yang berbeda,” tutupnya.