JAKARTA, KOMPAS.com – Pada 2020, Honda Brio bisa dibilang sukses menggeser Toyota Avanza yang sering mendominasi penjualan terbanyak tiap bulannya. Artinya produk Low Cost Green Car (LCGC) atau mobil murah sebetulnya bisa berbicara banyak melawan Low MPV.
Berdasarkan data wholesales Gaikindo, penjualan Brio pada sepanjang Januari-November 2020 meraih 36.512 unit.
Di bawah Brio, terdapat Suzuki Carry yang mendapat 33.407 unit dan Toyota Avanza sebanyak 31.883 unit.
Baca juga: Saingi Tesla, Produsen Asal China Luncurkan Mobil Listrik Nio ET7
Namun pada awal tahun ini, harga Brio rupanya sudah mengalami kenaikan. Brio Satya 2021 kini dibanderol mulai Rp 158 juta (tipe MT) dan Rp 175,5 juta (tipe CVT).
Sementara Brio RS dihargai dari Rp 188,5 juta (tipe MT) dan Rp 204 juta (tipe CVT). Bisa dibilang ini kali pertama harga Brio menyentuh Rp 200 jutaan.
Yusak Billy, Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor, mengatakan, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi kenaikan harga mobil baru tiap tahunnya.
Baca juga: Tanggapan PO Bus AKAP Soal PSBB Jawa-Bali
“Salah satu unsur kenaikan harga selain pajak, ada juga dari fitur atau kelengkapan mobil lainnya,” ujar Billy, kepada Kompas.com (12/1/2021).
Apalagi aturan dari Kementerian Perhubungan juga mewajibkan agen pemegang merek untuk melengkapi produk barunya dengan alat pemadam api ringan (APAR).
Implementasi aturan yang rencananya mulai berjalan tahun ini, sudah dilakukan sejumlah merek otomotif, tak terkecuali Honda.
“Untuk mobil dengan VIN (Vehicle Identification Number) 2021 sudah dilengkapi APAR. Jadi kenaikan harga untuk sejumlah model rata-rata sekitar 1 persen,” ucap Billy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.