JAKARTA, KOMPAS.com - Sabuk keselamatan atau seat bealt tipe pretensioner bukanlah barang baru di dunia otomotif. Meski begitu, banyak kalangan yang masih belum mengenal dan paham karakter serta cara kerjanya.
Padahal fitur ini diklaim lebih canggih karena mampu lebih maksimal melindungi penumpang saat terjadi benturan.
Menurut Dealer Technical Support Dept. Head PT TAM Didi Ahadi, sistem kerja seat belt pretensioner menggunakan sensor yang sama dengan kantung udara (air bag).
Baca juga: Penjualan SUV Ladder Frame Juli 2020, Fortuner Salip Pajero Sport
“Saat terjadi benturan keras, air bag akan mengembang, dan seat belt juga langsung mengencang untuk menjaga posisi tubuh tidak terhempas, beberapa detik kemudian secara otomatis akan langsung mengendur sendiri,” ujar Didi saat dihubungi Kompas.com belum lama ini.
Cara kerja pretensioner menggunakan gas atau semacam senyawa campuran kimia yang bisa bereaksi. Saat terjadi kecelakaan, pemantik akan membuat zat kimia bereaksi yang membuat sabuk mengembang dan menarik.
Baca juga: Membedakan Suku Cadang Asli dan Palsu ala Daihatsu
Dalam kecepatan rendah, mekanisme pretensioner akan bekerja sendiri tanpa air bag. Artinya saat terjadi tabrakan pada kecepatan rendah hanya seat belt saja yang bekerja.
Didi menambahkan, seat belt dengan tipe pretensioner dinilai lebih aman dalam melindungi pengemudi.
“Model pretensioner bisa dibilang lebih aman. Sebab, berfungsi menekan tubuh lebih maksimal dan mencegah terkena benturan keras, baik dari depan atau terhempas, saat sudah kejadian akan langsung release (longgar) dengan sendirinya,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.