JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini posisi wanita tidak hanya sekedar sebagai penumpang sepeda motor saja, tetapi juga sebagai pengemudi. Faktanya dari tahun ke tahun pengemudi sepeda motor yang dikendarai oleh wanita semakin meningkat.
Namun kebiasaan berkendara para wanita kalau diperhatikan bisa menimbulkan bahaya, tidak hanya untuk pengemudi itu sendiri tetapi juga bagi orang lain.
Baca juga: Bahan Bakar Solar B100 Mulai Dilakukan Tes Jalan
Menurut Agus Sani Head of Safety Riding Promotion Wahana, menurutnya kebanyakan wanita tidak terlalu sadar akan faktor keamanan dalam berkendara.
Seperti contoh dasarnya, banyak wanita yang asal mengendarai jenis motor tanpa menyesuaikan dengan postur tubuhnya.
“Pastikan sepeda motornya sesuai dengan postur badan si pengemudi, kalau postur badannya kecil sebaiknya menggunakan unit motor yang kecil seperti Beat atau Scoopy. Jangan memaksakan menggunakan unit yang besar seperti PCX karena akan menyulitkan untuk handling-nya,” ujar Agus kepada Kompas.com di Jakarta, Rabu (12/02/2020)
Agus juga menjelaskan kebanyakan pengemudi wanita langsung memilih terjun ke jalan raya padahal mereka belum terlalu mahir mengendarai sepeda motor.
“Wanita biasanya belum memahami karakter motornya terlebih dahulu, seperti fungsi rem, gas, dan komponen lain seperti sein. Makanya sering ditemui dijalan pengemudi wanita yang ingin belok kiri tetapi yang dinyalakan lampu sein kanan,” ujar Agus.
Baca juga: Bahan Bakar Solar B100 Mulai Dilakukan Tes Jalan
Selain itu wanita juga dinilai kurang sabar ketika berkendara khususnya di jalan raya.
“Biasanya mereka melakukan putar balik atau berbelok tanpa melakukan perhitungan sebelumnya. Tidak terlalu memikirkan kendaraan yang berada di sekitarnya, mungkin karena pola pikir yang beranggapan ‘siapa yang mau marahin wanita?’ sehingga mereka bersikap demikian,” kata Agus.
Terakhir Agus menegaskan, penggunaan helm bagi pengendara motor wanita juga harus yang sesuai dengan SNI.
“Jangan sembarangan dalam memilih dan memakai helm, wanita biasanya tidak mau tatanan rambut atau jilbab yang ia kenakan rusak, sehingga biasanya helm yang digunakan tidak benar-benar pas di kepala. Ketika kecelakaan terjadi helm akan mudah terlepas dan hancur. Lebih pilih mana penampilan atau keselamatan?” ujar Agus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.