JAKARTA, KOMPAS.com - Selain kurangnya pemahaman etika berkendara di jalan tol, layaknya buang sampah sembarangan sampai buang air kecil di bahu jalan, ternyata masih banyak problematika lain yang terjadi.
Salah satunya fenomena pedagang asongan yang menorobos masuk dan menjajakan dagangannya di jalan tol. Terutama pada beberapa ruas yang rawan macet, seperti Tol Jagorawi yang mengarah ke pintu keluar Gadog, Tol Tanjung Priuk, dan lainnya.
Fenomena ini memang patut untuk direspon semua pihak, baik dari pengelola jalan tol, petugas kepolisian, bahkan sampai masyarakat pengguna jalan tol itu sendiri.
Karena secara tidak langsung, selain menjadi pemandangan aneh, dari segi kaca mata keselamatan berkendara juga sangat berpotensi pada fatalitas.
Baca juga: Tol Cipali Rawan Kecelakaan, Pengusaha Bus Harapkan Separator Permanen
Menurut Communication Department Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Regional JabodetabekJabar Irra Susiyanti, mengatakan sudah banyak hal yang dilakukan oleh pihaknya untuk memberantas peredaran asongan di jalan tol. Upaya ini pun sudah dilakukan cukup lama.
"Banyak upaya-upaya yang sudah kami lakukan, pertama dengan menggandeng kepolisian untuk melakukan penindakan, ada operasi rutin juga terhadap asongan di daerah-dearah yang memang kami pantau rawan pedagang asongan masuk," kata Irra saat dihubungi Kompas.com, Senin (16/12/2019).
Secara sanksi, menurut Irra sudah cukup banyak juga pedagang asongan yang tertangkap ketika sedang menjual dagangannya di ruas tol. Biasanya polisi melakukan penindakan berupa teguran sampai pembinaan.
Baca juga: Perhatikan Dua Titik Rawan Kecelakaan di Ruas Tol Trans Jawa
Hal lain yang ikut dilakukan Jasa Marga adalah menyiagakan petugas di beberapa titik rawan kepadatan dan asongan. Termasuk juga memberantas adanya terminal bayangan yang berpotensi menimbulkan pedagang asongan.
"Kalau pedagang asongan tertangkap itu biasanya dibawa oleh polisi untuk bikin surat pernyataan agar tak mengulangi hal serupa lagi. Ada beberapa juga yang dagangannya sampai disita dan wajib ikut pembinaan lanjutan," kata Irra.
"Kita punya program operasi tertib asongan khususnya di ruas-ruas milik Regional JabodetabekJabar. Pada intinya kita sudah ada upaya, termasuk membenarkan juga dinding atau pagar yang rusak yang kerap menjadi lokasi masuknya asongan," ujar Irra.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.