Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Teknologi yang Digunakan dalam E-Drives Ujian Praktik SIM

Kompas.com - 11/12/2019, 11:22 WIB
Fauzan Dary Setyawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com –Polda Metro Jaya menerapkan sistem E-Drives sebagai persyaratan saat melakukan ujian SIM kendaraan roda dua dan empat.

E-Drives diklaim menggunakan teknologi yang canggih. Modul yang digunakan sudah elektronik serta terintegrasi dengan sistem uji SIM.

Kepala Seksi SIM Subdit Regident Ditlantas Polda Metro Jaya, AKP Lalu Hedwin Hanggara mengatakan, ujian SIM tidak berbeda dengan prosedur yang lama. Hanya sekarang sudah menggunakan E-Drives dengan teknologi berbasis elektronik. 

“Caranya dengan yang lama sama, tetapi kalau E-Drives menggunakan teknologi berupa sensor untuk ujian praktik, ada infrared, Radio Frecuency Identification (RFID), CCTV, control box dan sinar ultrasonik. Pembuatan SIM lebih objektif menggunakan E-Drives karena sistem yang bekerja,” ujar Hedwin kepada KOMPAS.com, di Jakarta, Senin (9/12/2019). 

Baca juga: Sistem E-Drives Diharapkan Mampu Menghilangkan Praktik Calo

Berikut ini tekhnologi yang tersemat dalam sistem E-Drives:

1. Passive Infrared

Teknologi ini berfungsi sebagai penanda untuk mengetahui para peserta mulai dan selesai pada setiap tahapan. Infrared ini berupa cahaya inframerah yang terletak pada peer yang berada di garis awal (start) dan garis akhir (finish).

2. Radio Frequency Identification (RFID)

Teknologi ini berfungsi untuk mengidentifikasi peserta tanpa harus menunggu aba-aba dari petugas karena sudah dilakukan melalui kartu E-Drives dengan menggunakan sistem identifikasi nirkabel. Saat peserta melewati RFID dengan otomatis data peserta tersebut akan muncul pada aplikasi di ruang monitoring (control room).

3. Vibration Sensor

Suatu alat yang berfungsi untuk mendeteksi adanya getaran. Sensor ini diletakkan di lingkungan modul uji praktik (patok).

Jika kendaraan menyenggol atau menabrak patok yang berisi sensor ini, maka vibration sensor akan menyala dan mengirim sinyal melalui sinyal listrik ke control box kemudian ditransfer menuju control room.

Dengan demikian dapat mengetahui jumlah patok yang tersenggol atau tertabrak melalui komputer.

Control Box dan RFID pada tes E-Drives di Satpas SIM Daan MogotKOMPAS.com/Fauzan Control Box dan RFID pada tes E-Drives di Satpas SIM Daan Mogot

Hedwin menambahkan, sensor-sensor tersebut sangat sensitif, jadi tidak boleh ada komponen atau manusia yang berada di dalam lingkup sensor tersebut karena akan terbaca oleh sistem. 

 “Untuk sensor jangkauannya mencakup lingkungan modul. tidak bisa menjangkau seluruh nya. Contohnya dalam uji zig-zag, jangkauan sensor sekitar 200m (hanya dalam modul zig-zag), karena sinyal dari peserta yang sedang mengikuti ujian akan dikirimkan ke control box,” lanjut Hedwin. 

4. Ultrasonik

Teknologi ini berupa pancaran gelombang suara dengan frekuensi tinggi, yaitu 20 KiloHertz. Ultrasonic diletakkan pada rintangan uji tanjakkan dan turunan dalam ujian praktik bagi kendaraan roda empat untuk mendeteksi posisi akhir kendaraan uji berhenti. 

Baca juga: Apakah Piranti Sistem E-Drives Bisa Bertahan Lama?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau