Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siap Digelar, Kustomfest 2019 Ambil Tema Penuh Makna

Kompas.com - 20/09/2019, 07:42 WIB
Stanly Ravel,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ajang tahunan para pecinta otomotif, penggiat budaya modifikasi custom, alias kustom kultur siap dihelat kembali. Lokasi acara masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya, yakni Jogja Expo Center (JEC), 5-6 Oktober 2019 di Yogyakarta.

Kustom Kulture Festival (Kustomfest) tahun ini akan mengambil tema yang sarat dengan banyak makna, yakni Back to The Roots.

Menurut Director Kustomfest Lulut Wahyudi, pengambilan tema sebenarnya merefleksikan dari kejadian-kejadian belakangan ini, terutama ketika terjadi perpecahan di masa-masa pemilu beberapa waktu lalu.

Baca juga: Daftar Karya Terbaik di Kustomfest 2018

Jawara Kustomfest 2018 - The 29 Kromworks- Jawara Kustomfest 2018 - The 29 Kromworks

"Tema ini diambil untuk mengajak kembali ke akar, akar budaya kita. Kenapa, karena kemarin ini kita sudah cerai-berai karena prahara politik, sekarang sudah lewat jadi ayo kembali bersama, karena kesatuan itu yang terpenting termasuk dalam berkarya," ujar Lulut saat dihubungi Kompas.com, Kamis (19/9/2019).

Menurut Lulut, tema yang diambil memang cukup dalam, namun jangan dipersepsikan berbau politik, karena tujuannya benar-benar untuk membuat semuanya kembali duduk bersama.

Baca juga: Virus Chopper Jokowi di Kustomfest 2018

Bahkan tema ini pun juga dilukiskan menjadi gambar dari desain utama Kustomfest 2019. Tampilannya diklaim Lulut mewakilkan kondisi yang ada saat, hanya dalam bentuk visual kustom kulture.

Kustomfest 2018STANLY RAVEL Kustomfest 2018

"Kalau dilihat kan itu ada motor dan mobil kustom yang berserakan dan gedung yang hancur, itu sebenarnya menggambarkan kondisi yang terjadi. Tapi di tengah gambar tersebut ada tiang bendera Merah Putih yang sudah sobek tapi tetap berkibar ingin mengajak kita kembali bersama, bareng-bareng algi," ujar Lulut.

Sementara ketika ditanya soal konten utama ada acara, yakni kustom bike show, menurut Lulut sejauh ini sudah cukup banyak peserta yang mulai mengirimkan karyanya. Bebrapa diantaranya juga banyak konsep-konsep baru yang menarik, tapi banyak pula yang gugur.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 

From KUSTOMFEST Director @lulut_retro Tahun ini poster @Kustomfest jadi lebih awal, sekitar awal bulan Juni, tapi karena kepentingan produksi merchandise dan dll, baru saya posting sekarang... Poster Kustomfest 2019 adalah karya artwork dari seniman muda Jogja Decki Leos Firmansah @dikileos , lahir dengan melalui proses diskusi, brainstorming yang panjang dengan tim Kustomfest. Hal yang khas, dan menjadi kekuatan dari poster poster Kustomfest adalah “message yang kuat, simbolkan dalam bahasa visual.”Jadi nggak cuman asal buat poster bergambar aneh, atau asal gambar bagus doang. Nggak juga template poster yang sama tiap taun nya. Yang meng-koleksi poster Kustomfest pasti tau, karena setiap tahun poster kustomfest punya ke khas-san dan “cerita” sendiri. Tahun ini Kustomfest mengambil tagline:“Kustomfest 2019 - Back to The Roots”, Setahun ini bangsa ini dicapekkan dengan Persoalan prahara politik (pilpres, pemilihan legislatif, lanjut pilkada), membuat semua ranah memanas, tegang, bahkan bangsa ini dihadapkan pada masa masa yg krusial yang mengarah ke disintegrasi bangsa. Efeknya bukan hanya di ruang gedung legislatif, di kantor partai, di massa underbauw partai, tapi sampai masyarakat di bawah. Luar biasa impact-nya. Perpecahan sampai ke ranah komunitas, ranah hobby, tak luput juga di dunia kustom. Prahara politik sudah berlalu, tapi efek dari politik identitas masih hangat terasa, aku kamu, kami kalian, pendukung A pendukung B..., Di lini sosmed saling menjelekkan, saling menjatuhkan, saling serang narasi yang tidak sepaham jadi hal yg lazim.. Lalu dimanakah Bangsa Indonesia yang dulu santun, yang lembut, yang menjunjung tinggi adat ketimuran ? Bukankan kita sepakat bersama dalam akar perbedaan (semboyan bangsa kita Bhineka Tunggal Ika). Para bapak bangsa kita meletakan pondasi perbedaan sbg kekayaan, sbg aset kita dalam berbangsa. Mengapa berbeda harus saling bermusuhan? Harus di sama kan, kah? (lanjut ke kolom komentar) #kustomfest #kustomfest2019 #kustomkulture #indonesia #jogja #jogjakarta #backtotheroots #maribicaradengankarya

Sebuah kiriman dibagikan oleh KUSTOMFEST (@kustomfest) pada 3 Sep 2019 jam 9:07 PDT

Untuk dominasi aliran kustom sendiri, untuk tahun ini diklaim Lulut akan berimbang. Tidak merujuk pada satu aliran yang dominan, seperti chopper atau klasik lainnya.

"Banyak juga yang motor baru, tidak semua klasik, kita ingin tahun ini lebih imbang, sebisa mungkin tidak ada dominasi. Pola tetap seperti sebelumnya, kita batasi, mereka yang sudah lolos seleksi tetap disaring lagi nanti sebelum masuk ke gedung, kalau tidak memenuhi kriteria yah gugur. Memang ketat untuk mendapatkan karya yang layak tampil," ucap Lulut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau