Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem Pertukaran Baterai pada Motor Listrik Dimulai

Kompas.com - 29/08/2019, 07:12 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Proyek demonstrasi yang dijalankan oleh New Energy and Industrial Development Organization (NEDO) dari Jepang dan didukung oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin), bertujuan untuk melihat seberapa besar efisiensi yang dihasilkan oleh kendaraan listrik dengan sistem pertukaran baterai atau battery swapping.

Dalam prakteknya nanti, pengguna Honda PCX Electric akan menukar baterai mereka yang dayanya sudah habis dengan baterai yang masih penuh. Pertukaran baterai dilakukan di tempat Battery Exchanger (BEx) yang lokasinya sudah ditentukan.

Baca juga: Kemenperin Pamerkan Proyek Efisiensi Baterai Sepeda Motor Listrik

Jadi, maksud dari battery swapping ini adalah untuk melihat seberapa besar efisiensinya dibandingkan masyarakat harus melakukan pengisian baterai secara manual atau sistem colok.

Kemenperin dan NEDO memulai proyek demonstrasi efisiensi motor listrik.Donny Dwisatryo Priyantoro Kemenperin dan NEDO memulai proyek demonstrasi efisiensi motor listrik.

Yusuke Gotto, Vice President Director PT HPP Energy Indonesia, mengatakan, sebanyak 300 unit Honda PCX Electric akan tersedia untuk di Bandung dan Denpasar. Sementara baterainya sendiri, sudah disiapkan 1.000 unit.

"Di satu mesin BEx, tersedia delapan baterai. Jadi, nanti pengguna motor listrik tersebut akan menukar baterai mereka yang sudah habis dengan yang sudah penuh. BEx juga berfungsi sebagai tempat pengecasan baterai," kata Gotto.

Baca juga: Alasan Honda Belum Jual Juga PCX Listrik ke Konsumen

Dalam kesempatan yang sama, Johannes Loman, Executive Vice President Director PT Astra Honda Motor (AHM), mengatakan, tujuan dari proyek ini adalah untuk melihat bagaimana respons dan perlakuan masyarakat terhadap motor listrik.

"Kita ingin melihat bagaimana cara masyarakat menggunakan motor baterai dan melihat cara mereka mengganti baterai tersebut. Apakah ada kesulitan atau tidak. Habit-nya juga kita pelajari," ujar Johannes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau