Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Polusi Kendaraan, Bukan Hanya BBM Biang Keladinya

Kompas.com - 21/08/2019, 07:12 WIB
Stanly Ravel,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pencemaran lingkungan akibat gas buang kendaraan, bukan hanya disebabkan masalah penggunaan bahan bakar berkualitas rendah, tapi juga terkait dengan beragam hal. Paling utama mengenai kondisi dari perawatan kendaraan itu sendiri.

Menurut Suparman, Kepala Bengkel Auto2000 Yos Sudarso, penggunaan bahan bakar dengan oktan rendah seperti Pertalite atau Premium, tidak serta merta langsung menghasilkan gas buang yang buruk. Ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi sebuah mobil menghasilkan polusi udara.

"Sebenarnya soal polusi udara itu banyak faktor, tidak bisa hanya dilihat dari kualitas bahan bakar saja. Pakai Oktan tinggi seperti 92 tapi bila mobilnya tidak rajin servis atau melakukan perawatan, hasilnya tetap saja pembakarannya tidak akan sempurna, buntutnya akan menghasilkan gas buang yang kotor sehingga menjadi polusi," ujar Suparman saat dihubungi Kompas.com, Selasa (20/8/2019).

Baca juga: Tanggapan Pertamina Soal Premium dan Pertalite Dianggap Sumber Polusi

Lebih lanjut Suparman menjelaskan, sebenarnya gas buang yang dihasilkan dari sebuah mobil sangat tergantung dari bagaimana perawatannya. Bila mobil yang jarang servis, otomatis gas buang yang keluar dari pipa knalpot akan lebih buruk dari mobil yang rutin perawatan.

Petugas memeriksa alat pengisi bahan bakar minyak jenis baru, Pertalite RON 90, sebelum peluncuran di SPBU Coco, Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat, Rabu (22/7/2015). PT Pertamina (Persero) akan menjual Pertalite RON 90 pertama kali pada Jumat, 24 Juli mendatang di Jakarta, Bandung, dan Surabaya.TRIBUN NEWS / IRWAN RISMAWAN Petugas memeriksa alat pengisi bahan bakar minyak jenis baru, Pertalite RON 90, sebelum peluncuran di SPBU Coco, Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat, Rabu (22/7/2015). PT Pertamina (Persero) akan menjual Pertalite RON 90 pertama kali pada Jumat, 24 Juli mendatang di Jakarta, Bandung, dan Surabaya.

Suparman mengatakan faktor utama dalam menekan polusi udara pada mobil adalah pada proses pembakarannya. Semakin sempurna pembakarannya, maka gas buang yang dihasilkan akan lebih minim kandungan karbonnya.

"Pembakaran itu kan ada tiga, pertama bahan bakar, lalu udara, dan terakhir percikan api busi. Bila hanya terkonsentrasi pada BBM, tapi filter udaranya kotor karena tak pernah dirawat, otomatis suplai udara yang dibutuhkan tersendat dan menyebabkan proses pembakaran tidak sempurna, atau mungkin busi yang sudah lemah," kata Suparman.

Baca juga: Konsumsi BBM Premium dan Pertalite, Biaya Servis Jadi Lebih Mahal

Seorang petugas Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta melakukan uji emisi kendaraan dinas saat peluncuran aplikasi e-Uji Emisi di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (13/8/2019). Pemprov DKI Jakarta meluncurkan aplikasi e-Uji Emisi untuk mempermudah masyarakat melakukan uji emisi kendaraan.ANTARA FOTO/ADNAN NANDA Seorang petugas Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta melakukan uji emisi kendaraan dinas saat peluncuran aplikasi e-Uji Emisi di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (13/8/2019). Pemprov DKI Jakarta meluncurkan aplikasi e-Uji Emisi untuk mempermudah masyarakat melakukan uji emisi kendaraan.

Secara terpisah, kondisi ini pun sama seperti yang disampaikan Technical Service Division Head PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Anjar Rosjadi. Menurut dia, dari kaca mata teknis, masalah pencemaran udara dari mobil tidak bisa hanya dari sudut pandang kualitas BBM saja, tapi juga harus dilihat secara menyeluruh.

"Sebab gas buang yang buruk pada mobil tidak hanya soal BBM saja, itu hanya satu dari sekian banyak keterkaitan proses lainnya. Paling utama itu sebenarnya soal kesehatan dari mesinnya sendiri, rajin dirawat atau tidak, kondisi filter-filternya seperti apa, lantas oli mesin juga bagaimana," ucap Anjar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau