Sedangkan di sisi lain 90% dari reaksi pengemudi bergantung pada penglihatan. Perlu diingat, sinar low beams hanya mampu menjangkau sekitar 50 hingga 75 meter dari depan kendaraan Anda dan sinar high beams sekitar 100 hingga 150 meter di depan.
Ketika Anda mengemudi dengan kecepatan tinggi, dibutuhkan lebih dari 60 meter untuk berhenti. Oleh sebab itu, memperhatikan jarak dengan kendaraan di depan Anda menjadi hal yang sangat krusial.
Pada saat kita berkendara, hewan seperti anjing dan kucing sering kita jumpai melintasi jalan raya. Oleh karena itu, sebaiknya kita perlu sangat waspada, karena sorot lampu high beams Anda bisa gagal menerangi jalan sehingga membahayakan Anda pada saat melakukan mengereman pada saat dibutuhkan.
Guna menghindari tabrakan, Anda perlu memperhatikan cahaya dari lampu headlights (lampu depan) yang terpantul dari mata hewan tersebut. Bintik terang pantulan cahaya yang muncul tersebut memungkinkan Anda memiliki waktu untuk melakukan pengereman sehingga Anda dapat menghindari tabrakan.
Mengkonsumsi alkohol atau beberapa obat resep dokter dan obat herbal dapat merusak kemampuan mengemudi. Bahkan meneguk satu gelas alkohol saja dapat menyebabkan kelelahan.
Alkohol merupakan salah satu penyumbang terbesar kecelakaan lalu lintas dan oleh sebab itu banyak negara yang menerapkan sanksi keras atas konsumsi alkohol sesaat sebelum dan ketika mengemudi.
Selain itu, hindari merokok saat Anda mengemudi. Merokok menyebabkan perubahan fisik pada mata Anda yang dapat mengancam fokus penglihatan. Salah satu efek nikotin dari rokok yakni membatasi kemampuan tubuh yang Anda perlukan untuk melihat di malam hari.
Para ahli mengatakan mengemudi dalam keadaan mengantuk menjadi penyebab utama lebih dari 20% pada peristiwa kecelakaan yang berakhir dengan kematian di jalan.
Sebagian besar kecelakaan berhubungan dengan kelelahan yang terjadi di malam hari dan kelelahan adalah faktor yang mungkin terjadi dalam pada hampir 1/3 kecelakaan kendaraan tunggal di daerah pedesaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.