JAKARTA, KOMPAS.com - Dibukanya akses Tol Trans-Jawa yang terhubung dari Merak hingga Granti (Pasuruan) oleh Presiden RI Joko Widodo, mendatangkan euforia baru. Namun di lain sisi, kebaradaan tol ini juga mendatangkan sejumlah pertanyaan, khususnya dari ranah transportasi umum seperti bus.
Menurut M Fikri selaku Pemerhati Transportasi Bus, kehadiran Tol Trans-Jawa secara dampak juga menghadirkan pola mobilitas baru. Karena itu, Pemerintah harus membuat koridor tatanan baru terkait dengan mobilitas yang terjadi dengan adanya Tol Trans Jawa.
"Belum pernah ada sebelumnya waktu perjalanan yang begitu singkat terpangkas tiga sampai empat jam atau bahkan separuh perjalanan. Pola perjalanan akan berubah sepenuhnya. Nah, apakah pemerintah sudah siap dengan koridor penataan ulang tata kelola bus antar kota di Jawa," kata Fikri saat dihubungi Kompas.com, Minggu (6/1/2018).
Baca juga: Etika Penggunaan Lampu Jauh, Jangan Sampai Ganggu Pengendara Lain
Fikri menjelaskan bila perubahan pola baru perjalanan bus antar kota, sebenarnya sudah mulai terasa sejak kehadiran Tol Cipali beberapa waktu lalu. Bus jarak jauh yang menuju Jawa Tengah dan Timur bila biasanya beristirahat di daerah Sukamandi, saat ini berubah di Rest Area yang tersedia di ruas Cipali, seperti Rest Area Km 102, Cikamurang, atau Brebes.
Ketika Tol Trans-Jawa tersambung, waktu tempuh antar kota di Pulau Jawa pun semakin singkat. Contoh seperti Jakarta ke Semarang yang biasanya membutuhkan waktu antara delapan sampai 10 jam, kini bisa dicapai dalam durasi empat sampai enam jam saja.
Baca juga: Pebisnis Bus Wisata Minta Kemenhub Revisi Masa Peremajaan
Fikri menjelaskan pada umumnya masyarakat kelas menengah di Jawa masih memiliki ketertarikan tinggi menggunakan bus, termasuk untuk dengan adanya Tol Trans-Jawa yang menyuguhkan pemandangan menarik dari dalam bus.
Pemandangan dari atas bus dengan kaca yang lebar akan menjadi atraksi yang menarik, berbeda rasanya bila dibandingkan menggunakan mobil pribadi.
"Pertanyaan untuk pemerintah adalah apakah tata kelola angkutan umum di perkotaan sudah siap dengan mobilitas baru, apakah ada bus-bus kota yang sudah siap menerima arus mobilitas masyarakat yang ingin naik bus antar kota, lalu apakah pemerintah pusat dan daerah sudah menyiapkan terminal yang bisa menarik perhatian masyarakan untuk menggunakan transportasi busnya," ujar Fikri yang juga merupakan pendiri haltebus.com.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.