JAKARTA, KOMPAS.com - Ajang final Suryanation Motorland 2018 yang berlangsung di Surabaya, menjadi momen peluncuran sepeda motor kustom yang menjadi karya iconic bike. Motor ini lahir dari kolaborasi dua builder, yakni Lufti Ardika dan Andhika Pratama yang merupakan pemenang seri sebelumnya.
Mengambil tema Boardtracker, motor kustom ini dibangun dari dari basis Harley-Davidson lawas, yakni WL lansiran 1947. Meski memiliki mesin V-Twin, namun dimensinya terlihat lebih ramping dibandingkan mesin H-D modern.
Bicara soal konsep, kedua builder ini benar-benar merancang ulang semua sektor. Mulai dari sasis, kaki-kaki, suspensi, dudukan mesin, sampai masalah teknis menyangkut semua "jeroan" komponen mesin.
Baca juga: Harley Dyna Berkamuflase Nuansa Kustom Oldschool
Menurut Lufti, proses pembangunan dilakukan selama lima bulan. Material utama mengambil dari H-D WL 1947 yang kebetulan sudah lama berdiam diri menjadi barang antik.
"Dari nol, tapi bukan dari bangkai. Kita ambil mesin ini dari motor utuh, artinya masih ada rangka dan sebagainya. Kita kustom semua, mulai dari sasis, kaki-kaki, suspensi, sampai rebuild lagi mesinnya supaya segar," ujar Lufti saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (30/9/2018).
Menurut Lufti, dari semua proses pengerjaan paling sulit adalah membuat frame ala Boardtracker. Pertama karena harus menyesuaikan tampilan, sementara kesulitan yang kedua karena material bahanya bukan lagi menggunakan besi, namun murni dari stainless steel.
Seperti diketahui, tidak mudah membentuk sasis atau bidang lain menggunakan stainless. Selain karena bahannya keras, perlu teknik khusus untuk membuatnya terbentuk sempurna, baik untuk tangki atau sasis.
Baca juga: Moge Chopper Jadi Lotre Kustomfest 2018
"Pengerjaan sasis sendiri itu sampai tiga bulan, selebihnya tinggal mencocokkan kustom-nya saja. Untuk mesin standar masih 900 cc, tapi semua komponen sudah baru. Hampir 85 persen semuanya handmade, tangki, sasis, jok single seat, kemudi, sampai kita kustom sendiri suspensi itu dari nol," kata Lutfi.
Mengenai suspensi depan, Lutfi dan Andika terinspirasi dari motor kustom saat mereka berkompetisi di Verona, Italia, awal tahun lalu. Namun dalam proses pengerjaan dan aplikasinya sedikit dibuat beda.
"Supsensi depan kita rancang ulang dari nol, bikin sendiri. Ini jadi inovasi setelah melihat dunia kustom di Verona, tapi prosesnya kita bedakan karena tiap motor kustom itu harus punya keunikan yang tidak dimiliki motor kustom lainnya," ujar Lufti.