Abdul Rohim, penggagas Komunitas Sapu Bersih (Saber) ranjau paku tengah menyisir jalan raya, di daerah Pesing, Jakarta Barat, Rabu (15/11/2017).(Fachri Fachrudin)
Jakarta, KompasOtomotif - Menjadi pemburu ranjau paku dan jari-jari payung bukanlah hal yang mudah. Selain risiko kecelakaan, ancaman dari pihak-pihak yang merasa bisnisnya terusik pun kerap datang.
Abdul Rohim, penggagas Komunitas Relawan Sapu Bersih (Saber) ranjau paku menceritakan, beberapa kali harus berhadapan dengan orang yang berusaha mencelakainya ketika menyisir jalanan dari ranjau paku.
"Dari awal aktif pertama kali memungut paku di jalanan, waktu itu pernah lagi mungutin paku di jalan deket Taman Kota, saya mau dikeroyok," tutur Rohim saat ditemui di kediamannya di bilangan Pedongkelan, Cengkareng Timur, Jakarta Barat, Rabu (15/11/2017).
Dia mengatakan, upaya pengeroyokan itu dilakukan oleh dua orang. Keduanya berboncengan mengendarai satu sepeda motor tanpa mengenakan helm. Dari jarak yang tidak jauh dengan dirinya, para pelaku meneriakan ancaman.
"Woy, lu cari mampus" ucap Rohim menirukan teriakan pelaku saat itu.
Lihat Foto
Paku dan potongan jari-jari payung yang menempel pada magnet, hasil penyisiran Abdul Rohim di sejumlah ruas jalan raya pada Rabu (15/11/2017).(Fachri Fachrudin)
Teriakan itu tak dihiraukannya, Rohim mengaku terus memunguti paku-paku yang bertebaran di jalan. Para pelaku itu pun menancap gas motornya ke arah Rohim.
Ketika berpapasan, pelaku yang duduk di bangku belakang berupaya menendang. "Tapi untungnya enggak kena, saya menghindar," kata Rohim.
Tak puas sampai di situ, pelaku itu berhenti dan menaruh motornya di tepi jalan. Kemudian, berjalan menghampirinya.
"Akhirnya, saya berhadap-hadapan sama dia (pelaku), saya siap-siap saja, saya fikir yasudah kalau ini berantem jadinya," tutur Rohim.
Rohim mengatakan, saat itu banyak pengendara yang melintas namun tidak berani mendekat. Rohim menduga, orang-orang yang melintas di jalanan tersebut takut menghadapi para pelaku jika terlibat percekcokan. Beberapa menit terjadi adu mulut, namun akhirnya pelaku kabur melarikan diri.
Lihat Foto
Komunitas Saber (Sapu Bersih) menggelar ranjau paku yang mereka kumpulkan selama beberapa tahun terakhir di Bundaran Hotel Indonesia, Minggu (7/8/2016). Paku sebanyak 1,5 ton ini dihadirkan untuk menyadarkan masyarakat tentang bahaya ranjau paku yang masih marak di Jakarta.(KOMPAS.com/ANDRI DONNAL PUTERA)
Selain itu, lanjut Rohim, sekali waktu ketika melakukan penyisiran bersama dengan anggota komunitas Saber, dirinya ditabrak pengendara motor yang melintas kencang.
"Nabrak saya, saya jatuh ke belakang, bocor kepala saya terus dijahit 12 jahitan di kepala. Saat itu saya dibawa ke Rumah Sakit di daerah Tarakan. Tadinya pelaku mau kabur, tapi diamankan teman-teman. Akhirnya diselesaikan musyawarah," kata Rohim.
Sejak awal, Rohim mengakui bahwa kegiatan yang dilakukannya sangat berisiko. Meskipun demikian, hal itu tetap dilakukan hingga kini.
"Memang risikonya selain dari pengendara lalu lintas, juga dari oknum. Anggota Saber lainnya juga mengalami teror intimidasi," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab
pengguna dan diatur dalam UU ITE
"Airbag" Tidak Berfungsi saat Fortuner Setya Novanto Kecelakaan https://otomotif.kompas.com/read/2017/11/17/132115015/airbag-tidak-berfungsi-saat-fortuner-setya-novanto-kecelakaanhttps://asset.kompas.com/crops/Z6pK3af5w_YVjbDWmmlmQBtWxIM=/0x133:1000x633/195x98/data/photo/2017/11/16/501330787.jpg