Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Belum Punya BBM Standar Euro IV

Kompas.com - 05/04/2017, 08:03 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Salah satu persoalan pokok dari implementasi standar emisi Euro IV, yaitu penyediaan bahan bakar, terlepas dari kesiapan industri otomotif sendiri. Sejak ditandatangani pada 10 Maret 2017, aturan ini akan berlaku 18 bulan ke depan untuk mesin bensin), dan empat tahun kemudian buat mesin diesel.

Mengenai kesiapan, pihak Pertamina mengaku baru bisa memasok bahan bakar Euro IV ketika kilang-kilangnya rampung di upgrade, pada 2021 dan paling lama 2025. Padahal kebutuhan paling dekat harus dipenuhi pada pertengahan 2018.

“Teknologi kilang kan sedang kami upgrade. Kami prinsipnya mengkuti aturan pemerintah. Kalau memang ditugaskan untuk menyiapkan, ya akan kami siapkan,” ucap  Afandi, Vice President Retail Fuel Marketing Pertamina kepada KompasOtomotif, ketika ditanyakan mengenai kemungkinan impor, Selasa (4/4/2017).

Afandi tidak menjelaskan lebih rinci, terkait dengan kemungkinan berapa jumlah bahan bakar berkualitas Euro IV yang akan diimpor. “Pastinya kami sudah menyiapkan bahan bakar bagus sekarang, di antaranya Pertamax dan Pertamax Turbo (yang sudah ada saat ini), dan yang paling siap adalah Pertamax Turbo,” tutur Afandi.

Tak Penuhi Kriteria

Jika dirinci secara sederhana kandungannya, bahan bakar khusus (BBK) yang dimiliki Pertamina saat ini, adalah Pertalite dengan Research Octane Number (RON) 90. Pertalite dengan kandungan sulfur atau belerang di angka 500 ppm (part per milion). Kemudian, ada Pertamax memiliki RON 92 dan belerang 500 ppm, sementara Pertamax Turbo RON 98 dengan komposisi sulfur 300 ppm.

Ketiga bahan bakar tersebut memang tampak memenuhi kriteria, di mana RON sudah ada di atas 92. Namun, jika melihat standar kandungan sulfur yang menjadi salah satu penyumbang polusi udara, masih ada di atas 300 ppm. Padahal dari standar yang dijelaskan pihak Kementerian LHK, maskimal kandungan sulfur BBM Euro IV 50 ppm dan RON minimal 92.

“Kuncinya bukan di RON tapi di sulfur, karena RON untuk kompresi mesin. Memang betul kalau RON tinggi pembakaran bagus, tapi Sulfur tidak bisa dibakar, kalau pun bisa tetap saja menjadi SOx (Sulfur Oksida), dan tetap juga menjadi pencemar udara, mau dibakar pakai apapun,” ujar Dasrul Chaniago, Direktur Pengendalian Pencemaran Udara Kementerian Lingkungan Hidup kepada KompasOtomotif, Senin (3/4/2017).

Bisa disimpulkan, kalau bahan bakar pertamina yang ada saat ini, masih jauh dari kualitas yang diharapkan Euro IV, terutama terkait kandungan Sulfur, meski dari sisi RON sudah tinggi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau