Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jawaban Pertamina kepada “Haters”

Kompas.com - 19/04/2016, 14:51 WIB

Jakarta, KompasOtomotif — Rasa bangga sepertinya tidak hanya muncul dari sebagian besar masyarakat Indonesia ketika melihat Rio Haryanto menjadi pebalap pertama dari Indonesia yang ikut kejuaran Formula 1, yang tergabung dalam tim Manor Racing. Sebagian opini negatif juga cukup santer, apalagi melihat ada PT Pertamina (Persero), perusahaan pelat merah, yang rela mengeluarkan dana 5 juta euro atau Rp 75 miliar untuk menyokong sang pebalap.

Apa yang dilakukan Pertamina ini dilakukan semata-mata untuk keperluan bisnis, sekaligus mendorong Indonesia ke ajang internasional. Para haters ini melihat dana yang begitu besar bisa dimanfaatkan untuk keperluan lain, mengingat warga Indonesia masih banyak yang membutuhkan.

Menanggapi hal ini, Dwi Wahyu Daryoto, Direktur SDM dan Umum Pertamina, mengatakan bahwa uang yang digunakan adalah murni uang Pertamina, tidak ada hubungannya dengan uang negara. Dana yang digunakan untuk Rio murni datang dari bagian pemasaran, bukan dana dari tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR).

"Banyak orang yang mengatakan daripada sumbang 5 juta euro untuk balapan Rio lebih baik bangun sekolah dan kasih orang yang tidak mampu, ini pikiran yang salah. Kami tidak meninggalkan kegiatan tanggung jawab sosial kami. Bangun sekolah kami tetap ada, tanam bakau, dan CSR lain kami tetap jalan tanpa kekurangan dana karena untuk Rio itu pakai uang marketing, bukan CSR. Jadi Pertamina tetap menjalankan apa yang menjadi tanggung jawab sosial kami," ucap Dwi, seperti dilansir Otomania di Jakarta, Minggu (17/4/2016).

Jika dihitung dari sisi public relationship value, dana yang dikeluarkan untuk Rio relatif lebih murah ketimbang harus beriklan di berbagai tempat dan media. Via Rio yang ikut kejuaraan balap F1, nama Pertamina jadi dikenal dunia karena siaran langsung balapan di setiap serinya.

"Bayangkan saja semua seri balap F1 nama Pertamina selalu tersorot, baik dari tayangan televisi, media cetak, sampai elektronik yang disiarkan seluruh negara, bila dibandingkan dengan pasang iklan tentu jauh lebih murah," ucap Dwi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau