Jakarta, KompasOtomotif – Menggelar balapan sekelas MotoGP butuh modal hingga ratusan miliar rupiah, namun hanya butuh dua tahun untuk kembali balik modal. Prediksi itu dikatakan pihak Sirkuit International Sentul yang hingga sekarang masih mencari investor untuk MotoGP 2017.
“Konsepnya, karena Sentul swasta jadi komersial. Renovasi sirkuit butuh sekitar Rp 150 miliar ya dari jualan tiket, hospitality, sponsorship, tahun pertama pasti belum tapi tahun kedua untung,” ucap Irawan Sucahyono, Circuit Advisor Sentul kepada KompasOtomotif, Senin (14/3/2016).
Sirkuit Sentul terakhir kali menggelar MotoGP pada 1997, sekarang, 19 tahun kemudian, balapan sudah banyak berubah. Dana itu disebut Irawan untuk mengubah sirkuit hingga sesuai spesifikasi Dorna Sport dan federasi balapan internasional FIM.
Irawan mengandaikan, bila Sentul mampu membuat grandstand (tribun penonton) hingga 100.000 orang lantas satu orang misalnya beli tiket harga Rp 1 juta maka penghasilannya sudah Rp 100 miliar.
Jika jadi bergulir, MotoGP Indonesia akan menjadi seri dengan penonton terbanyak di dunia. Jutaan pasang mata penonton ini, tentu menjadi pasar yang menggiurkan bagi perusahaan yang mau memasarkan produk lewat sponsor.
“Ini kan komersialnya sangat tinggi. Keuntungan kan banyak sekali dari grup hospitality,” ucap Irawan yang juga mengatakan detail seperti ini belum dibicarakan dengan pemerintah.
Februari lalu pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga menyebut Sentul tidak bisa menyelenggarakan MotoGP jika menggunakan anggaran negara. Lantas pihak Sentul menyanggupi bila harus bergandengan tangan dengan investor swasta. Kendati begitu hingga sekarang tetap belum ada keputusan, malah ada alternatif dari pemerintah membangun sirkuit baru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.