Kendati demikian, sebagai mobil pekerja, kunci utama model tersebut bisa bertahan di pasar kendaraan niaga adalah ketangguhan dan kemampuan berinteraksi di medan off-road. Karena di situlah jati diri dan kelebihan All New Triton sehingga populer hingga kini.
Agar makin dicintai para pengguna, Mitsubishi memberikan beberapa sentuhan pembaruan serta teknologi pada All New Triton. Tentu saja agar generasi kelima ini makin terampil menjelajah.
Hanya ada satu cara untuk membuktikannya yakni dengan mencoba langsung di habitat asli di medan off-road. Tak tanggung - tanggung KompasOtomotif membawa All New Triton versi Exceed transmisi otomatis ke trek yang kerap dipakai para penggila off-road untuk berkompetisi, di kawasan BSD City, Tangerang.
"Arena bermain" pertama yang dihadapi All New Triton Exceed adalah lintasan tanah dengan ceruk yang cukup dalam. Handycap lainnya adalah struktur ceruk tidak beraturan atau tergolong abstrak.
Jawaban atas tantangan kondisi tersebut adalah penggunaan mode gerak semua roda low range (4L). Untuk mengaktifkannya, mobil harus dalam kondisi berhenti. Arahkan tuas kecil di samping persnelling ke posisi 4L. Setelah indikator bergambar 4 roda di panel menyala, mobil siap melaju.
Setelah bergulir awak redaksi tidak menginjak pedal gas dan rem sama sekali. Langkah tersebut dilakukan untuk menguji kecanggihan sistem komputer mobil membaca kondisi ekstrem.
Daya cengkram
Alhasil, mobil bergulir sesuai arahan ECU yang mengatur porsi daya cengkram untuk keempat roda. Kepintaran ECU dalam mendistribusikan daya pada ban yang mendapat cengkraman (traksi) terbaik membuat mobil tetap bisa merangkak maju.
Jarak main sokbreker yang sangat mumpuni memudahkan All New Triton lolos dari rintangan meski salah satu roda belakang sempat menggantung. Kekhawatiran mobil akan terguling langsung sirna. Padahal mobil dalam posisi miring dan roda menggantung.
Mau tahu ulasan ujicoba All New Triton di medan berbeda? Tunggu ulasan selanjutnya...