Mewakili industri komponen otomotif, Hadi Surjadipradja, Vice President Gabungan Industri Alat-Alat Mobil Motor (GIAMM) mengatakan bahwa saat ini daya beli orang turun 6,9 persen di saat pasar mobil yang turun 18 persen dan pasar sepeda motor yang juga anjlok 20-an persen.
”Masalahnya, bahan baku banyak impor. Padahal nilai tukar rupiah sedang melemah. Tentu ini memberatkan bagi kami. Kalau produsen mobil atau motor turun, kami lebih parah penurunannya, bisa 10-60 persen,” ucap Hadi dalam media roundtable bersama ExxonMobil di Sahid Jaya, Cikarang, Bekasi, Selasa (24/11/2015).
Celah efisiensi
Tak ada yang bisa dilakukan kecuali pasrah dan mencari celah dari efisiensi demi memangkas ongkos produksi. Menurut Hadi, ada beberapa hal terkait efisiensi. Pertama, soal energi. Hal itu bisa dilakukan dengan mengurangi penggunaan bahan bakar, listrik, dan sebagainya.
Kedua, mengurangi waktu tunggu servis atau perawatan mesin. Hal itu bisa juga dilakukan dengan melakukan perawatan pada mesin dan membuat kinerja mesin menjadi maksimal. Kemudian, lanjut Hadi, disusul dengan mengurangi biaya pekerjaan untuk memperbaiki mesin, yang didapat dari proses kedua.
Lalu yang keempat, bagaimana caranya mengurangi penggunaan suku cadang pada mesin, pemakaian pelumas mesin, dan pengurangan limbah. ”Setelah semua itu dilakukan, langkah yang terakhir adalah mengalkulasi ulang biya produksi. Apakah sebanding dengan hasil yang didapat atau tidak. Kuncinya, menemukan cara bagaimana agar tetap bertahan,” kata Hadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.