Dompu, KompasOtomotif – Butuh waktu sekitar dua jam menyebrangi Selat Alas dari Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur, sampai tiba Pelabuhan Pototano, Sumbawa Barat, di hari ketiga Ekspedisi Alam Liar (17-25 Maret 2015). Momen istirahat di kapal feri harus tim Ekspedisi Alam Liar manfaatkan dengan baik, sebab perjalanan menuju Dompu masih harus ditempuh sekitar tujuh jam lagi.
Mesin diesel bertenaga “badak” milik All-New Navara kembali menyala setelah cukup lama rehat, model pikap kabin ganda itu berbaris rapi keluar dari kapal feri, sebelum akhirnya menyentuh tanah Sumbawa untuk pertama kalinya. Tiba di Pototano menjelang senja, rombongan mampir ke salah satu ikon pelabuhan, mercusuar Pototano. Paduan lanskap laut, pulau, pantai, warna-warni sunset, menjadi latar belakang pose anggun Navara.
Perjalanan berlanjut mengarah ke Dompu saat hari mulai malam, tanpa diperintah lampu besar Navara langsung menyala, hal ini bisa terjadi sebab posisi tuas lampu di posisi “Auto”, berarti sensor dekat pilar A yang berfungsi membaca kondisi pencahayaan sekitar bekerja.
Bila di luar kabin terlalu redup, sumber pencahayaan utama Navara langsung aktif menemani Daytime Running Light yang selalu aktif di siang hari. Selain itu lampu belakang dan iluminasi intrument cluster juga menyala. Paket pencahayaan ini juga bekerja saat hujan lebat, dengan catatan wiper sudah aktif dalam waktu tertentu.
Invasi hewan
Jalan yang kami lalui masih tetap sempit, tipikal kondisi infrastruktur di daerah. Meski begitu rute naik turun tidak sesulit sebelumnya. Penerangan sepanjang jalan sangat minim, namun terbantu pijar lampu depan proyektor Navara yang tidak hanya fokus ke depan tapi juga menerangi kedua jalur jalan.
Semakin malam kondisi jalan semakin gelap, tak banyak pemandangan yang bisa kami nikmati. Lampu jauh bisa aktif sangat lama sebab aktifitas lalu lintas kendaraan bermotor semakin minim. Seakan terlena, sesekali All-New Navara bisa dipacu sampai 100 kpj tanpa terasa kencang.
Momen mengagetkan saat kami menyadari pengguna jalan bukan lagi kendaraan, tapi hewan. Kerap kali tim menemukan sapi, kucing, kambing, kerbau, ayam, atau kuda “invasi” sampai tengah jalan. Sebagian dari hewan itu ternak penduduk lokal yang dilepas mencari makan, sedangkan sisanya liar. Saat malam mereka mendekati aspal, mungkin mencari kehangatan sebab permukaan jalan menyerap panas matahari lebih lama atau mungkin juga pembangunan jalan mengganggu habitat asli mereka. Kejadian hewan memasuki jalan bukan hanya terjadi pada malam tapi juga siang hari.
Tantangannya bukan cuma itu, di beberapa bagian terdapat perbaikan jalan, jalan semakin sempit jadi tim harus ekstra hati-hati meski badan dan mata mulai letih. Kami tiba di Pondok Kerja Cagar Alam Gunung Tambora, Doropeti, Dompu, saat hari baru saja berganti. Di sini kami beristirahat sebelum memulai perjalanan menyatu dengan alam liar Gunung Tambora keesokan harinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.