Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkendara Irit Datsun yang Gampang-Gampang Susah

Kompas.com - 21/12/2014, 18:00 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Jakarta, KompasOtomotifEco Driving atau berkendara irit gampang-gampang susah. Memadukan antara teknologi dan perilaku berkendara tidak semudah dalam teori. Setidaknya itulah yang dirasakan blogger Kompasiana (Kompasianer) selama mengikuti Kompasiana Drive&Ride: Tantangan Hemat KompasOtomotif, Minggu (21/12/2014).

21 Kompasianer wajib berkendara irit menggunakan Datsun Go dan Go+ Panca. Tantangannya tak hanya harus irit, tetapi juga menghadapi daerah macet di Kawasan Jakarta Selatan. Menerapkan teori eco driving dipacu dengan sedikit nuansa kompetisi cukup menguras energi.

Harris Maulana, salah satu Kompasianer yang bergabung dalam ajang ini menyatakan bahwa selama ini tips berkendara irit hanya diterapkan pada mobil sendiri. Dengan adanya kompetisi, dirinya mengaku bisa mengukur kemampuan eco driving yang sesungguhnya.

”Selama ini teori yang saya dapat dari berbagai referensi salah satunya ngegas harus smooth dan stabil. Banyak orang salah, irit itu pelan. Padahal kuncinya stabil dan tidak agresif, bertahan di rpm yang paling efisien,” celoteh Harris.

Tak sia-sia, hasil penerapan teorinya selama ini berhasil mengantarkan Harris dan timnya sebagai juara pertama di kategori hatchback (Go). Catatan konsumsi bahan bakar dari Multi Information Display (MID) mobil yang dikendarainya mencapai 18,9 kpl.


Kompasianer lain, Harja Saputra, mengaku bahwa selama ini belum pernah mengemudi irit. Menurutnya, perilaku berkendara irit sangat penting di saat harga bahan bakar yang terus melambung.

”Gampang tapi susah sih, tapi sebenarnya orang bisa melakukan itu. Acara ini cukup menambah pengetahuan. Meski terbilang paling boros, tapi buat saya sudah sangat irit. 15,3 kpl diisi empat orang dalam keadaan macet itu luar biasa,” beber Harja.

Senada, Arif Rahman merasakan bahwa hasil yang dicapai uji irit dengan berkendara eco driving ini cukup mengejutkan. ”Saya terkejut, angkanya jauh lebih irit dengan mobil sekelasnya. Menerapkan teori eco diriving di Jakarta cukup susah, tapi sangat penting dilakukan,” tukas Arif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau