Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Mobil Hijau Mulai Menjamur di ASEAN

Kompas.com - 23/06/2014, 17:50 WIB
Agung Kurniawan

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif - Penjualan mobil ramah lingkungan atau berteknologi hijau, tumbuh semakin pesat di kawasan negara anggota ASEAN. Bahkan tahun ini, pasarnya melesat hingga 90 persen, didorong oleh suksesnya program Eco Car di Thailand, melesatnya hibrida di Malaysia, dan LCGC di Indonesia.

Lonjakkan penjualan ini berkali-kali lipat lebih tinggi ketimbang seluruh volume industri yang cuma naik 17 persen di ASEAN. Lembaga peneliti Frost and Sullivan memprediksi tren ini tetap akan naik dalam bebearpa tahun mendatang, didorong oleh semakin besarnya penjualan LCGC di Indonesia dan mulai bergulirnya insentif Malaysia pada kendaraan hemat bahan bakar di negaranya.

"Mobil murah di ASEAN berlari sangat cepat. Pada 2009, cuma mencakup 1,7 persen, tapi di 2013 sudah melesat sampai 11,5 persen terhadap pasar. Tahun lalu, penjualan mobil hijau terbanyak datang dari Thailand sampai 67 persen terhadap total pasar, disusul LCGC buatan Indonesia," jelas Masaki Honda.

Awandi/Kemenperin (Kiri) Ramhat Samulo bersama pembicara lain, Masaki Honda, Risbiani Fardaniah, Budi Darmadi, dan Made Dana Tangkas di sela Seminar.
Domestik
Rahmat Samulo, Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM), mengatakan, tren yang terjadi di ASEAN juga tercermin dari kondisi pasar di domestik Indonesia. Jika melihat komposisi pasar mobil Indonesia pada 2013, dominasi pasar masih dikuasai jenis MPV hingga 43 persen. Tapi, seiring perkembangan waktu porsi penjualan mobil kompak (hatchback dan mobil kota) terus menunjukan tren kenaikkan.

Dijelaskan, beberapa faktor menyebabkan mulai ada pergeseran di pasar. Terutama, menyangkut masalah defisit impor bahan bakar minyak yang terus mencekik, membuat defisit APBN. Selain itu, masyarakat terutama konsumen mulai sadar kalau pemborosan BBM bisa dialami kalau harga bensin naik, macet, dan mobilisasi.

"Pergeseran ini merupakan pertemuan antara kebutuhan dan kebijakan pemeirntah. Jadi sekarang konsumen lebih memilih mobil kompak karena lebih irit, bisa masuk ke jalan-jalan kecil, parkir mudah, dan didukung kebijakkan pemerintah melalui LCGC," beber Samulo.

Tahun ini, Toyota Indonesia memprediksi kalau porsi penjualan mobil kompak akan kembali membesar menjadi 24,3 persen dari posisi tahun lalu cuma 13,9 persen. Sementara MPV yang tadinya 43,5 persen menyusut tinggal 40,7 persen. Toyota memprediksi kalau total penjualan mobil tahun ini naik tipis 1,235 juta unit dari tahun lalu 1,219 juta unit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau