Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yamaha R15 Libas Honda CBR150R

Kompas.com - 09/06/2014, 14:10 WIB
Agung Kurniawan

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif - Baru resmi diluncurkan April 2014 lalu, Yamaha Indonesia boleh puas dengan hasil awal yang diperoleh dari R15. Sepeda motor sport 150cc bergaya "full fairing" itu langsung berhasil melibas kompetitor utamanya, Honda CBR150R, dalam hal penjualan.

Sepertinya, harga menjadi salah satu faktor utama yang membuat R15 rakitan lokal, lebih diminati konsumen ketimbang CBR150R yang diimpor utuh (CBU) dari Thailand. Yamaha melepas R15 dengan banderol Rp 28 juta, sementara Honda CBR150R dibanderol mulai Rp 42,8 juta on the road Jakarta.

Mengacu data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), pada bulan pertama penjualan di Mei, Yamaha berhasil melego 5.394 unit unit R15.  Sementara CBR150R hanya mampu terjual 319 unit saja. Bahkan, jika melihat distribusi CBR150R sejak Maret-Mei 2014, penjualannya hanya 1.976 unit saja.

"Kalau melihat kuantitas penjualan, angka permintaan jauh lebih besar dari itu," jelas Sutarya, Direktur Pemasaran PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), kepada KompasOtomotif, Senin (9/6/2014).

Kanibal
Bermain di segmen yang mirip, hasil positif yang diperoleh R15 otomatis berdampak negatif bagi andalan sebelumnya V-Ixion. Sepeda motor bergaya "sport touring" ini tergerus penjualannya karena konsumen beralih ke R15.

Data AISI menunjukkan kalau penjualan V-Ixion pernah menembus 45.000 unit pada Maret 2014 dan melandai di April dan Mei ke level 36.000-an. "Ini alamiah saja, tapi tren penjualan membaik lagi," tukas Sutarya.

Inden
Saat ini, aku Sutarya, level produksi R15 masih berkisar 4.000 unit per bulan. Sedangkan pesanan yang masuk sudah mencapai tiga kali lipat. "Jadi kami minta maaf pada konsumen Indonesia karena harus sabar menunggu inden," lanjut Sutarnya.

Penumpukan daftar antrean pesanan diprediksi masih akan berlangsung sampai enam bulan ke depan. Kapasitas pabrik Yamaha akan terus ditingkatkan untuk terus memenuhi permintaan konsumen di pasar. "Mudah-mudahan setelah tiga sampai empat bulan ke depan, inden bisa dijaga (lebih pendek)," beber Sutarya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau