Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setengah Warga China Masih Anti Mobil Jepang

Kompas.com - 28/05/2014, 13:29 WIB
Agung Kurniawan

Penulis

Sumber Autoblog
Shanghai, KompasOtomotif - Produsen mobil asal Jepang terus mengembangkan usahanya di China, saling berkompetisi mendapat hati konsumen. Tapi, upaya ini sepertinya masih butuh kerja ekstra, karena pandangan skeptis soal mobil Jepang masih negatif di mata warga.

Menurut penelitian yang dilakukan Bernstein Research, sentimen anti Jepang masih meradang di benak masyarakat. Dari total 40.000 orang konsumen yang diteliti, 51 persen orang mengatakan tidak akan membeli mobil Jepang, alasan utamanya karena pemikiran "anti-Jepang" yang masih terpendam di benak mereka.

Lebih mengkhawatirakan lagi, sentimen ini sangat kental di beberapa kota berkembang di China, seperti Changsha, Dongguan, dan Xian. Ketiga kota ini diprediksi akan cukup mendominasi pertumbuhan penjualan mobil di masa depan.

Naik
Meski masih kental sentimen negatif, Max Warburton, analis Bernstein Research, dalam laporannya memprediksi penjualan merek Jepang yang bermitra dengan perusahaan lokal tetap akan naik penjualannya tahun ini. Tapi, dalam skema jangka panjang kondisinya akan lebih "rumit".

"Rasa nasionalisme akan jadi penghalang. Merek premium Jepang perlu bekerja keras," tulis Max dilansir The Wall Street Journal. Satu hal yang paling mendasar, adalah begitu besarnya warga China yang menginginkan mobil buatan Jerman. Sementara diprediksi penjualan merek Jepang akan terus pulih tahun ini dengan pangsa pasar yang membaik, tetapi penguasaan tetap dipegang merek Jerman.

Ekonomis
Menurut hasil survei yang digulirkan bersama Autohome (situs lokal China), konsumen China melihat mobil buatan Jepang lebih ekonomis untuk dimiliki, dan lebih nyaman ketimbang merek Jerman atau Amerika Serikat. Merek Jepang juga dinilai jauh lebih unggul ketimbang buatan Korea selatan, seperti Hyundai atau Kia.

Nissan misalnya, merek Jepang terlaris di China, diposisikan sebagai produk untuk orang tua dengan rata-rata penghasilan lebih rendah. Kesimpulan ini dianggap Max sebagai kekhawatiran.

Tetap saja, penjualan pabrikan akan masih naik berkat diluncurkannya beberapa model baru oleh Nissan. Max bahkan memprediksi pertumbuhan akan melesat cukup tajam dalam dua tahun ke depan.

Produsen mobil asal Jepang berharap bisa ikut menikmati pasar mobil premium yang terus berkembang di China. Tapi, hanya 41 persen dari orang yang diteliti berniat mau beli mobil dengan banderol 300.000 yuan ke atas. Mereka masih membuka diri, kemungkinan beli mobil premium buatan Jepang. Hasil ini lebih rendah dari 49 persen penerimaan warga China dari merek massal dari negara lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau