Produsen mobil terbesar keempat di Jepang tersebut, selama ini hanya fokus menciptakan mesin-mesin bensin berkapasitas kecil. Suzuki juga dikenal sebagai produsen Kei Car (mobil mini berkapasitas mesin di bawah 1.0L) terlaris di Jepang. Kini, supaya bisa bertahan dan punya daya saing lebih baik, Suzuki ikut mengembangkan teknologi hibrida.
"Harapan konsumen untuk mendapat efisiensi lebih baik terus berkembang, bukan cuma di Jepang dan Eropa tapi negara berkembang lainnya. Bahkan, produsen mobil kompak seperti Suzuki butuh pengembangan lebih lanjut soal efisiensi bahan bakar," jelas Osamu Honda, Wakil Presiden Eksekutif SMC dilansir Reuters, Rabu (16/4/2014).
Teknologi
Suzuki sebenarnya sudah meperkenalkan teknologi sistem rem regeneratif pada masyarakat beberapa waktu lalu. Teknologi ini berfungsi mengubah daya kinetik dari pengereman mobil diubah menjadi tenaga listrik dan disimpan ke baterai lithium-ion.
Konsepnya sama seperti mobil hibrida yang ada di pasar, bedanya tenaga listrik ini tidak disalurkan untuk akselerasi mobil, tapi hanya digunakan sebagai tenaga sekunder untuk piranti yang ada di dalam kabin, seperti pendingin ruangan, radio, dan peralatan elektronik lain.
Kini, Suzuki tengah menciptakan sistem serupa tetapi akan digunakan untuk membantu akselerasi mobil. Teknologi sama yang sudah digunakan oleh Nissan dan Volkswagen.
Berbeda
Suzuki mengaku sistem yang dimilikinya berbeda dengan yang digunakan Toyota pada beberapa model hibrida yang sudah dipasarkan. Teknologi hibrida Suzuki tidak bisa menggerakkan mobil cuma mengandalkan tenaga listrik saja, tapi masih butuh bantuan mesin bensin. Sesuai penjelasannya, sistem ini lebih sederhana dan murah.
Masato Kasai, Managing Officer SMC mengatakan, teknologi ini akan digunakan pada beberapa model kompak Suzuki di Jepang kemudian disusul di Eropa.Tapi, kapan akan diluncurkan, Masato masih belum mau mengatakan.
Ke depan, Suzuki berharap bisa mengembangkan teknologi hibrida yang lebih canggih lagi. Sebenarnya, bukan pertama kalinya Suzuki memperkenalkan teknologi hibrida. Sejak 2003, pihaknya sudah menjual dua model hibrida, tapi penjualannya tidak bagus sehingga menjadi pengalaman buruk perusahaan dan menghentikan begitu saja. Kini, akan dicoba lagi!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.