Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Avanzanation Journey 2014 [Barat]

Ekspedisi Alam dan Sejarah Banten

Kompas.com - 04/03/2014, 20:29 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Serang, KompasOtomotif – Sudah saatnya Toyota Avanza diajak ”bermain-main” di Provinsi Banten setelah melahap jalanan Sumatera yang penuh tantangan. Dalam Avanzanation Journey 2014, tim wilayah Barat melipir di kawasan paling Barat Pulau Jawa untuk ”jalan santai” sambil mengisi waktu menuju Jakarta.

Putaran ban pun terhenti di Ujung Kulon, di kawasan taman nasional yang mencakup wilayah Krakatau dan beberapa pulau kecil di sekitarnya, seperti Pulau Handeuleum dan Pulau Peucang. Taman ini mempunyai luas 122.956 Ha, 443 km² di antaranya adalah laut, dimulai dari tanjung Ujung Kulon sampai dengan Samudera Hindia.

Inilah Taman Nasional pertama yang diresmikan di Indonesia, dan merupakan salah satu Warisan Dunia yang dilindungi UNESCO pada 1991. Tempat ini istimewa, karena wilayahnya meliputi hutan lindung yang luas bahkan sampai saat ini dihuni sekitar 50-an badak Jawa. Data terakhir hewan yang kerap disebut Abah Gede oleh masyarakat setempat itu, akan lebih terlindungi dengan adanya suaka khusus yang mulai diresmikan tahun ini.

Benteng VOC
Usai memperdalam ”ilmu alam” di Taman Nasional Ujung Kulon, kini beralih ke perjalanan sejarah. Banten menyimpan nilai historis sangat besar. Sejarah panjang Kesultanan Banten dan hiruk-pikuk perjuangan masyarakat mempertahankan harga diri dan kehormatan menjadi suatu hal yang agung.

Kisah dimulai dari Benteng Speelwijk. Bangunan dirancang arsitek yang sudah masuk Islam dan menjadi anggota Kesultanan, bernama Hendrick Lucaszoon Cardeel. Sedangkan nama Speelwijk sendiri dipakai untuk untuk memperingati Gubernur Jenderal Spleelma yang pernah berkuasa.

Di sinilah sejarah mencatat bagaimana gigihnya perjuangan rakyat Banten melawan VOC, Sultan Banten silih berganti mempertahankan tanah kelahiran dari blokade dan serbuan tentara asing, hingga keruntuhannya akibat politik adu domba. Benteng ini juga menjadi saksi bisu peristiwa runtuhnya Kesultanan Banten.

Perjalanan tim masih akan berlanjut di Banten, tentunya dengan kisah sejarah yang cukup panjang hingga kini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau