Detroit, KompasOtomotif - Setelah sempat geger akhir tahun lalu, bos General Motors, Dan Akerson akhirnya angkat bicara dalam sidang dengar pendapat (hearing) di "US House Subcommittee on Regulatory Affairs, Stimulus Oversight and Government Spending" dengan pembahasan Chevrolet Volt yang terbakar pada Desember 2011. Akerson bersikukuh pada keyakinannya bahwa mobil listrik kebanggaan GM itu aman.
"Soal Volt yang terbakar, kami datang ke sini menjelaskannya. Tes dilakukan pihak berwenang di sebuah laboratorium. Di lain hal, pada kondisi sesungguhnya, pemakai sudah menjalankan Volt lebih dari 25.000 mil tanpa masalah sama," tegas Akerson dalam pidatonya di depan pejabat AS dan dilansir Autoblog (25/1/2012).
Presiden Direktur sekaligus Chief Executive Officer GM ini menjelaskan, kasus Volt terbabakar terjadi tujuh hari dan tiga pekan setelah pengujian (tabrak samping) dan dinilai bukan sebagai risiko keamanan yang besar.
"Seperti ucapan salah satu konsumen kami yang menanggapi kasus ini, kalau mereka ttidak bisa mengeluarkan seseorang dari kendaraan dalam dua sampai tiga pekan, itu baru masalah lain yang lebih serius," jelas Akerson.
Sidang
Sidang dengar pendapat ini dipimpin langsung oleh Ketua Umum, Darrell Issa dan dihadiri oleh petinggi kepentingan seperti Dan Akerson, Pejabat Lembaga Keselamatan Transportasi Jalan (National Highway Transportation Safety Administration/NHTSA), David Strickland dan John German. Issa dan pejabat dari Partai Republik mempertanyakan kedekatan dan hubungan "tak wajar" antara kubu Obama dengan GM.
Mereka juga mempertanyakan mengapa NHTSA lamban menginformasikan kasus Volt terbakar yang sudah terjadi sejak Juni dan baru diumumkan November 2011. David Strickland menjelaskan, NHTSA tak pernah mundur dari investigasi yang dilakukan terhadap Volt, akhirnya menyimpulkan Volt merupakan mobil yang aman.
Darrell Issa hanya menukas, "Saya mendengar, tapi saya tak percaya dengan omongan Anda,".
Akerson melihat adanya indikasi aksi politik yang terus mencuatkan kasus kebakaran Volt saat dites di lab. "Sayang, para insiyur kami tidak belajar untuk suatu hal. Meski kami sudah membekali banyak fitur keamanan pada Volt, namun ternyata kami belum menyiapkan para insinyur sebagai sasaran aksi politis. Sedihnya, situasi ini terus berlangsung," imbuh Akerson.