JAKARTA, KOMPAS.com - Redaksi Kompas.com berkesempatan melakukan perjalanan malam menggunakan bus antar kota antar provinsi (AKAP) pada Senin (17/2/2025), dengan keberangkatan dari Terminal Kampung Rambutan, Jakarta.
Kondisi infrastruktur Terminal Kampung Rambutan terbilang cukup baik. Bangunan dua lantai tersebut cukup bersih dan terawat, khususnya pada area loket tiket bus di lantai atas.
Loket bus tampak lebih modern dengan hadirnya layar 32 inci pada masing-masing loket sebagai informasi bus dan jurusannya. Penumpang yang sudah melakukan pemesanan tiket secara daring bisa cetak tiket di loket tersebut.
Sedangkan di lantai dasar Terminal Kampung Rambutan, tampak para penumpang duduk di kursi panjang yang tersusun rapi dan masih layak. Di sana berjajar toko yang menjual makanan dan obat-obatan.
Meski demikian, masih ada saja pedagang asongan yang menjajakan makanan, atau peralatan alat elektronik seperti power bank dan headset. Jumlah mereka cukup banyak, beberapa terduduk di kursi tunggu penumpang dan naik di kabin bus yang baru saja datang.
Sejumlah pengemis tampak beroperasi di sekitar Terminal Rambutan. Mereka hanya meminta beberapa uang receh, setelah itu berlalu begitu saja.
Justru yang agak mengganggu penumpang adalah hadirnya porter liar yang secara agresif meminta tas dan bawaan penumpang yang baru saja sampai terminal. Termasuk tim redaksi saat pertama kali masuk area terminal.
Hadinya mereka cukup mengejutkan, terlebih lagi tanpa permisi mengantar dan merebut bawaan penumpang bus. Sehingga, kami kesulitan untuk menolaknya.
Kepada tim redaksi Kompas.com, mereka meminta sejumlah uang sebagai upah. Mulanya mereka meminta upah seikhlasnya, namun setelah diberi sejumlah uang mereka menyebutkan nominal lebih. Mereka meminta kepada kami, masing-maisng diupah Rp 10.000.
Mereka bekerja tidak sendiri, melainkan bergerombol. Beberapa kali tampak dua porter mengawal penumpang yang baru saja datang ke lokasi yang dituju, seperti loket penukaran tiket atau tempat tunggu. Hadirnya mereka yang agresif cukup meresahkan, khususnya bagi sebagian orang yang tidak terbiasa naik bus.
Terlepas dari gangguan tersebut, Terminal Kampung Rambutan tampak aman dan nyaman. Beberapa petugas tampak hadir di sekitar, seperti petugas terminal dari Dishub, satpam dan polisi yang berjaga.
Terminal Kampung Rambutan terpantau cukup produktif, tampak dari jumlah bus AKAP yang silih berganti menjemput penumpang, selama 4 jam tim redaksi berada di lokasi.
Demikian, kondisi terkini Terminal Kampung Rambutan jelang 40 hari sebelum Hari Raya Idul Fitri 2025, atau tepatnya sebelum musim mudik Lebaran.
https://otomotif.kompas.com/read/2025/02/19/131200615/suasana-terminal-kampung-rambutan-40-hari-jelang-lebaran-2025