JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak hadir di Indonesia pada pertengahan 2024, merek asal China, Aion, cukup agresif dalam melakukan penetrasi pasar di Indonesia.
Hingga awal 2025, Aion telah memperkenalkan tiga model, yaitu Aion Y Plus, Aion ES, dan Aion V. Selain itu, Aion juga meluncurkan sub-brand premium bernama Hyptec dengan model andalan Hyptec HT.
Kehadiran Aion di Indonesia melalui mitra lokal Indomobil Group, selaku pemegang merek, semakin memperkaya jajaran mobil China di Indonesia, khususnya di segmen mobil listrik.
Aion kini bersaing dengan sejumlah merek China yang telah lebih dulu hadir dan berusaha merebut ceruk pasar mobil listrik yang tengah berkembang di Indonesia.
CEO Aion Indonesia, Andry Ciu, mengatakan percaya diri bahwa merek Aion dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Aion mampu bertahan dan berkembang di tengah dinamika industri mobil listrik, baik di pasar domestik China maupun di kancah global.
"Pertama sebelumnya merek mobil listrik di China ada ratusan sekarang ini tinggal tersisa 40 merek. Kenapa bisa begitu sebab banyak merek otomotif itu start up (perusahaan rintisan)," kata Andry yang ditemu di Yogyakarta, belum lama ini.
"Kami terutama Indomobil membawa merek China ke Indonesia tentu harus memilih yang sustainability (keberlanjutannya) bagus. Kenapa pilih Aion, pertama pada akhir 2023 (Aion masuk Indonesia 2024), Aion ada di posisi ketiga, pertama BYD, Tesla dan Aion," katanya.
Selanjutnya, kata Andry, posisi Aion kuat karena merupakan perusahaan milik daerah atau pelat merah China. Di Indonesia, merek ini memiliki komitmen yang kuat dan tidak akan meninggalkan konsumen.
"Kedua, Aion di China ialah BUMD, kalau BUMD keberlanjutannya lebih bagus karena dari pemasukan daerah," katanya.
"Aion masuk ke Indonesia menunjuk Indomobil bukan hanya sebagai distributor, tapi mereka melakukan investasi sama dengan Indomobil join venture, baik dari distribusi dan assembly. Hal ini lebih baik. Itu yang kami jaga. Para pembeli tidak perlu khawatir (ditinggal) nanti ada, nanti engga," katanya.
Kemudian mengenai kualitas. Andry menyebut GAC sebagai induk Aion sudah berpengalaman membuat mobil bagus.
"Model bagus, model keren tapi kalau perusahaannya tidak berlanjut itu akan mengecewakan," katanya.
"Kemudian juga kualitas, Aion cukup lengkap. Punya pengalaman memproduksi Toyota makanya ada GAC Toyota, memproduksi mobil Honda juga di situ dan juga pernah memproduksi Mitsubishi meskipun sudah setop," ujar Andry.
"Dari dasar ini mereka bikin GAC Motor, makanya kualitas produknya di China dapat penghargaan nomor satu karena biasa mengerjakan produk Jepang. Setelah itu baru masuk produk EV Aion," katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2025/02/09/110100815/modal-aion-bertarung-dengan-mobil-china-lain