JAKARTA, KOMPAS.com - Toyota Indonesia menyambut baik kebijakan pemerintah yang akan memberikan diskon sebesar 3 persen untuk Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) bagi kendaraan hybrid.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat usai penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen dan opsen pajak yang akan mulai berlaku pada tahun depan.
Jadi, ada kenaikan 1 persen PPN (dari 11 persen), kemudian diberikan diskon 3 persen dari PPnBM. Selisih 2 persen, meskipun bukan hitungan apple to apple, karena berbeda pengenaan pajaknya. Belum lagi opsen pajak yang dipastikan mendongkrak harga mobil di sejumlah daerah di Indonesia.
Alhasil, muncul spekulasi kalau insentif hybrid ini hanya sekadar gimik pemerintah.
Insentif ini, kata Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam, menjadi langkah yang sangat positif dalam mempercepat transisi menuju ekosistem kendaraan yang ramah lingkungan di dalam negeri.
"Di dunia ini tidak ada yang ideal. Tapi kita hargai, ini merupakan perhatian pemerintah untuk mempercepat terbentuknya ekosistem kendaraan berbasis baterai di Indonesia," katanya menanggapi besaran diskon PPnBM untuk mobil hybrid tahun depan, Selasa (17/12/2024).
Bob melanjutkan, meskipun insentif ini belum mencapai angka yang lebih besar, pihaknya berharap hal ini dapat mempercepat terbentuknya ekosistem kendaraan hybrid dan listrik di Tanah Air.
Sebab apabila pasar kendaraan listrik, termasuk hybrid sudah mencapai sekitar 30 persen dari total pasar, maka ekosistem elektrifikasi akan tercipta. Di mana, semakin besar pula investasi yang masuk.
"Kami sih berharap dengan adanya insentif ini semakin cepat lagi terbentuk ekosistemnya karena sekarang kan sudah 10 persen yah (market share-nya). Hybrid 6 persen dan 4 persen untuk BEV," katanya.
"Biasanya kalau sudah masuk 30 persen, akan mulai terbentuk (penciptaan ekosistemnya). Jadi sekarang bagaimana kita cepat-cepat mencapai angka tersebut," ujar Bob.
Ia juga optimistis bahwa perhatian pemerintah akan membantu menjadikan Indonesia sebagai basis industri otomotif berbasis elektrifikasi yang kuat.
Sementara itu, Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM), Anton Jimmi Suwandy, juga menyampaikan tanggapan positif terhadap insentif PPnBM 3 persen ini.
Meskipun ia mengakui ada potensi untuk memberikan insentif yang lebih besar lagi, Anton tetap bersyukur karena kebijakan ini muncul di tengah situasi pajak yang naik dan tantangan ekonomi lainnya.
"Dibilang cukup apa enggak, saya rasa memang pasti ada potensi untuk lebih, karena ini kan baru PPnBM, tapi kami tetap bersyukur karena di tengah kondisi yang pajak naik dan lain-lain, saya rasa ini adalah satu hal yang positif," ujarnya.
Anton juga menambahkan bahwa diskon PPnBM 3 persen ini dipastikan akan meningkatkan minat masyarakat terhadap kendaraan hybrid.
"Jika kita lihat diskusi dengan dealer dan customer, pasti ini akan membuat animo masyarakat untuk membeli mobil hybrid akan semakin tinggi. Sekarang pun sebenarnya sudah tinggi, tapi saya rasa ini akan memberikan motivasi lebih buat customer untuk membeli mobil hybrid," jelas Anton.
Dengan adanya insentif PPnBM 3 persen, Toyota berharap ekosistem kendaraan elektrifikasi di Indonesia dapat tumbuh lebih cepat, mendorong investasi, dan membuka lebih banyak peluang untuk produksi lokal komponen kendaraan berbasis baterai.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/12/18/110200615/diskon-ppnbm-mobil-hybrid-3-persen-hanya-gimik-ini-kata-toyota