Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pemerintah Belum Putuskan Insentif EV, Industri Otomotif Tunggu Kepastian

TANGERANG, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia hingga saat ini belum memutuskan skema insentif untuk kendaraan listrik (electric vehicle/EV), yang menjadi perhatian bagi industri otomotif, termasuk PT Toyota Astra Motor (TAM).

Ditemui di pameran Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024, Vice President Director TAM Henry Tanoto menyatakan optimismenya terhadap perhatian pemerintah RI terhadap industri otomotif nasional.

"Saya rasa pemerintah sudah aware dengan kondisi industri otomotif di Indonesia, dan rasanya selalu ada pembicaraan berkelanjutan untuk membuat industri otomotif di Indonesia lebih baik lagi ke depannya," ujar Henry di ICE BSD, Tangerang, Minggu (1/12/2024).

Namun, terkait sikap pemerintah yang di satu sisi mendukung kendaraan hybrid tapi di sisi lain terlihat masih enggan mengambil keputusan pasti, Henry memilih tidak memberikan komentar langsung.

Henry juga menyoroti isu lain yang memengaruhi industri otomotif, yakni kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan opsen pajak daerah. Menurutnya, setiap kenaikan pajak otomatis berdampak pada harga kendaraan, yang pada akhirnya memengaruhi daya beli masyarakat.

"Setiap kenaikan PPN atau opsen, setiap ada kenaikan pajak pasti memengaruhi harga kan, yang juga memengaruhi kemampuan daya beli masyarakat. Jadi memang yang kami khawatirkan itu dengan adanya isu ini, market bisa lebih rendah lagi," jelasnya.

Ia berharap pemerintah dapat mempertimbangkan hal ini secara menyeluruh agar tidak membebani konsumen.

"Harapan kami, nanti akan ada kebijakan-kebijakan lain yang bisa mendorong pasar otomotif di Indonesia," tutup dia.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto menyatakan bahwa pembahasan insentif EV dan otomotif pada umumnya masih berlangsung, termasuk untuk berteknologi hibrida.

"Nanti kita bahas. Sekarang belum dibahas, termasuk yang listrik (insentif di tahun depan)," ujar dia.

Meski begitu, Airlangga optimistis terhadap perkembangan ekonomi nasional. Berdasarkan laporan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 diproyeksikan akan tetap positif.

Namun, ia mengingatkan bahwa harga kendaraan listrik masih menjadi tantangan utama.

"Kalau base price-nya tidak bisa bersaing (dengan mobil bermesin konvensional), konsumen belum memilihnya. Sebab otomotif kan berbasis kepada konsumen," jelas Airlangga.

https://otomotif.kompas.com/read/2024/12/02/190100215/pemerintah-belum-putuskan-insentif-ev-industri-otomotif-tunggu-kepastian

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke