KLATEN, KOMPAS.com - Proses pengereman mobil harus dilakukan dengan benar, khususnya di jalan menurun. Pasalnya, masih banyak pengemudi yang salah dalam pengoperasiannya.
Pengereman dilakukan guna memperlambat atau mengurangi kecepatan, sehingga dibutuhkan rasio percepatan roda gigi yang sesuai agar berjalan dengan baik.
Hardi Wibowo, pemilik bengkel mobil Aha Motor Yogyakarta mengatakan, saat memasuki jalan menurun idealnya pengemudi memindahkan percepatan roda gigi ke yang lebih rendah.
“Tujuannya agar terjadi perlambatan, sehingga mobil tetap aman terkendali, terhindar dari risiko rem blong karena beban yang berat dari gaya dorong kendaraan,” ucap Hardi kepada Kompas.com, Sabtu (16/11/2024).
Hardi mengatakan, ketika beban rem utama terlalu berat, maka komponen akan lebih cepat panas. Dampaknya, beberapa peristiwa disfungsi rem bisa terjadi.
“Minyak rem bisa mendidih saat panas, akibatnya uap air akan membuat sistem bekerja tidak optimal, pedal terasa ngempos dan kampas rem tidak bisa menekan sempurna piringan atau tromol,” ucap Hardi.
Hardi mengatakan, penggunaan gigi tinggi akan membuat mobil cenderung meluncur saat melewati jalan menurun, karena rasio percepatan putaran mesin dan putaran roda masih besar.
Menurut Hardi, gaya dorong mobil tetap besar akibat rasio percepatan masih tinggi. Sehingga, meski pedal gas tidak diinjak bisa membuat putaran mesin tetap tinggi karena gaya dorong mobil, efek gravitasi bumi.
“Bila di jalan rata, bukan turunan, pemakaian gigi tinggi pada laju mobil pelan akan membuat mesin tersendat dan mati mendadak, tapi karena di turunan ada gaya dorong dari gravitasi, putaran mesin terus naik, direm juga sama,” ucap Hardi.
Hardi mengatakan, penggunaan percepatan rendah akan membuat mobil bisa memperlambat laju mobil dengan lebih baik, sesuai dengan kebutuhan.
“Putaran mesin justru akan menjadi penghambat laju mobil karena rasionya rendah, sehingga ada perlambatan meski pedal rem tidak diinjak, dan saat pedal rem diinjak akan lebih mudah terjadi perlambatan,” ucap Hardi.
Proses tersebut, menurut Hardi, akan memberikan dampak baik karena akan mencegah terjadi roda selip, ketika mobil melewati turunan dengan permukaan jalan basah atau licin.
“Perlambatan karena engine brake terjadi pada perangkat transmisi, sehingga putaran roda cenderung bebas dan memiliki traksi baik, sementara perlambatan karena rem utama terjadi di area roda, sehingga ada selip ketika roda terkunci, khusus yang belum ABS,” ucap Hardi.
Hardi mengatakan, selip pada roda akan membuat mobil melaju tidak terkendali, sehingga ada risiko mobil terlempar atau keluar trek dan meningkatkan risiko kecelakaan.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/11/17/084100515/bahaya-mobil-pakai-gigi-tinggi-di-jalanan-turunan