JAKARTA, KOMPAS.com - Hyundai berinvestasi sangat besar dengan membangun pabrik di Indonesia. Mobil yang diproduksi di pabrik tersebut diusahakan memiliki komposisi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi.
Untuk mencapai tujuan tersebut, PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) membangun fasilitas yang lengkap. Termasuk dengan menghadirkan Mobility Innovation Center, yaitu pusat penelitian dan pengembangan (R&D Center) yang menjadi pilar inovasi teknologi serta pemenuhan kebutuhan mobilitas masyarakat Indonesia.
Bong Kyu Lee, Presiden Direktur HMMI, mengatakan, dengan melibatkan profesional lokal, pusat R&D ini memastikan produk Hyundai sesuai dengan preferensi pasar lokal, sekaligus memperkuat rantai pasokan melalui kolaborasi dengan penyedia komponen lokal.
"Dengan demikian, investasi besar Hyundai di Indonesia bukan hanya produksi kendaraan, tetapi juga membangun ekosistem otomotif yang menyeluruh dan berkelanjutan, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan berdampak untuk jangka panjang," ujar Bong Kyu Lee, dalam keterangan resminya.
Untuk itu, Hyundai juga menjalankan program R&D Supplier Education, yang dirancang untuk meningkatkan kompetensi pemasok lokal agar mampu mendesain suku cadang sesuai standar Hyundai.
Sebagai bentuk apresiasi, Hyundai memberikan sertifikat kepada tiga pemasok yang berhasil mencapai “Kapabilitas Desain Mandiri”.
Langkah ini tidak hanya menekankan pentingnya peran pemasok lokal dalam meningkatkan kualitas suku cadang, tapi juga memperkuat rantai pasokan di Indonesia.
Bernadus Yuniar Arswendo, Manager R&D Engineering Design HMMI, mengatakan, Hyundai mengembangkan atau berkolaborasi dengan para supplier Hyundai untuk memberikan edukasi. Sehingga, para supplier mempunyai latar belakang mengenai R&D dan juga bagaimana bisa memproduksi sebuah suku cadang yang mempunyai kualitas yang tinggi.
"Oleh karena itu, di R&D kita mempunyai konsep kurikulum edukasi. Jadi, kita secara berkesinambungan dan berkelanjutan, kita memberikan edukasi dari tahun 2021 sampai sekarang ini. Jadi, kita memberikan edukasi mulai dari basic training sampai dengan ke level up ataupun advanced," kata Bernadus, kepada wartawan, saat ditemui di pabrik Hyundai di Deltamas, Cikarang, Jawa Barat, belum lama ini.
"Pertama kali kita melakukan basic edukasi itu di tahun 2021 kita memberikan introduksi mengenai bagaimana Hyundai Vehicle Development Process dan juga kita memberikan informasi terkait dengan standar requirement yang dibutuhkan untuk memproduksi parts tersebut untuk komponen-komponen Hyundai. Jadi, di sini kita mengajak ada 60 supplier berpartisipasi dalam segi proses edukasi supaya kita bisa memberikan gambaran supaya mereka memahami bahwa R&D itu memang diperlukan untuk sebuah proses development di komponen-komponen yang diproduksi oleh mereka," ujar Bernadus.
Bernadus menambahkan, berikutnya Hyundai melakukan intermediate edukasi. Pada tahap ini, Hyundai menerapkan sistem konsep, yaitu workshop. Para berkomunikasi secara langsung, kemudian menyampaikan terkait dengan kasus-kasus atau pun isu-isu secara real yang dihadapi.
"Kemudian kita juga tidak hanya memberikan jawaban tetapi kita juga memberikan tambahan yaitu mengenai konsep Katia Training di mana Katia Training ini adalah sebuah software yang memang dipergunakan untuk mengembangkan desain secara global yang dipakai oleh Hyundai," ujar Bernadus.
Tahap selanjutnya adalah pemberian edukasi terkait spesifik dengan automotive engineering design requirement. Hyundai memberikan edukasi yang lebih spesifik yaitu terkait dengan GD&T atau General Dimension and Tolerance. Selain itu, Hyundai juga memberikan pengajaran terkait dengan pemrograman Katia Tiga Dimensi.
Setelah itu, masih banyak tahapan edukasi yang diberikan oleh Hyundai. Hingga akhirnya dari 60 supplier, didapatkan satu perusahaan yang berhasil memproduksi empat komponen secara mandiri, sesuai dengan standar Hyundai.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/11/08/183854015/cara-hyundai-indonesia-tingkatkan-tkdn-produknya