JAKARTA, KOMPAS.com - Saat membeli mobil bekas, banyak calon pembeli yang terpikat pada angka odometer rendah sebagai indikator utama kondisi kendaraan. Secara umum, odometer rendah memang menunjukkan mobil belum banyak digunakan. Namun, apakah hal ini menjadi penanda kualitas mobil benar-benar lebih baik?
Menurut Lung Lung, pemilik bengkel spesialis Dokter Mobil, angka pada odometer tidak selalu mencerminkan kondisi mesin atau kualitas mobil secara keseluruhan.
“Odometer rendah memang bisa jadi nilai tambah, tapi bukan satu-satunya acuan. Mobil dengan odometer rendah pun bisa saja punya masalah jika perawatannya kurang baik,” kata Lung Lung kepada Kompas.com, Selasa (29/10/2024).
Lung Lung menjelaskan bahwa mobil yang jarang digunakan cenderung memiliki potensi masalah pada komponen tertentu, seperti aki, rem, dan sistem kelistrikan, yang bisa aus atau mengalami korosi jika terlalu lama tidak digunakan.
"Mobil yang lebih sering diam terparkir, jarang jalan, biasanya malah punya masalah pada sistem kelistrikan atau cairan mesin yang tidak bersirkulasi optimal," kata Lung Lung.
Selain itu, Lung Lung juga menyoroti bahwa odometer bisa saja dimanipulasi oleh penjual mobil bekas yang tidak bertanggung jawab.
"Ada kasus-kasus di mana angka odometer diubah agar mobil terlihat lebih menarik bagi pembeli," katanya.
Ia menyarankan calon pembeli mobil bekas untuk tidak hanya terpaku pada angka odometer, tetapi juga memeriksa riwayat servis dan perawatan kendaraan tersebut.
"Cek juga bagaimana riwayat pemeliharaannya, apakah rutin diservis atau ada catatan kerusakan sebelumnya," ujar Lung Lung.
Dengan mempertimbangkan riwayat perawatan, inspeksi fisik, dan komponen lain di luar odometer, calon pembeli dapat lebih bijak dalam memilih mobil bekas yang benar-benar berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/10/30/062200515/odometer-rendah-bukan-jaminan-kualitas-mobil-bekas