KLATEN, KOMPAS.com - Mobil modern sudah dibekali mesin injeksi berbasis komputer. Sehingga, emisinya jauh lebih rendah dibandingkan dengan mesin karburasi.
Maka dari itu, mobil modern dibekali banyak kabel dan perangkat elektronik di area mesin, sebagai penunjang sistem kendaraan.
Perangkat tersebut wajib menjadi perhatian ketika hendak membeli mobil bekas, pastikan kondisinya masih bagus.
Hardi Wibowo, Pemilik Aha Motor Yogyakarta, mengatakan, mobil bekas dengan usia lebih dari 10 tahun umumnya sudah mengalami penurunan kualitas bahan di area mesin.
“Seperti karet-karet, selang, kabel dan semua komponen dengan bahan yang memiliki elastisitas tertentu, akan mengalami pengerasan karena usia pemakaian dan panas mesin,” ucap Hardi kepada Kompas.com, Kamis (26/9/2024).
Hardi mengatakan komponen tersebut rawan pecah bila dibongkar pasang, sehingga ada risiko membeli mobil dengan kondisi tersebut.
“Pasalnya ada banyak komponen terbuat dari karet, seperti selang AC, saluran udara pada mesin, bila mereka getar bakal rawan bocor dan rusak, terlebih lagi bila dibongkar pasang saat proses perawatan,” ucap Hardi.
Selain itu, menurut Hardi, kabel-kabel dan soket pada perangkat kelistrikan mobil tua, umumnya sudah getas sehingga akan mudah patah ketika dibongkar pasang.
“Seperti soket-soket, cara melepasnya kan memang harus ditekan pada bagian penguncinya, tapi bila sudah getas pengunci ini akan patah ketika ditekan, bisa diganti sih, tapi jumlah soket di area mesin ada banyak,” ucap Hardi.
Hardi mengatakan, kualitas komponen dari bahan karet di area ruang mesin, bisa menjadi patokan apakah mobil tersebut sudah lelah atau masih segar. Sehingga, bisa menjadi bahan pertimbangan saat hendak memilihnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/09/27/131200215/-menentukan-mobil-bekas-layak-beli-atau-tidak-dengan-melihat-mesin