SOLO, KOMPAS.com - Pada libur panjang akhir pekan dan Maulid Nabi SAW pada Senin (16/9/2024), tidak sedikit masyarakat yang menggunakannya untuk berkendara jarak jauh.
Bagi pengendara mobil, penting untuk menjaga kondisi tubuh tetap fit agar terhindar dari rasa kantuk, terutama saat menyetir dalam waktu yang lama.
Banyak upaya untuk menghindari atau mengurangi rasa kantuk yang dilakukan para pengemudi, salah satunya mengobrol.
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, rekayasa untuk menghindari ngantuk banyak caranya.
“Termasuk ngobrol dengan penumpang, hanya risiko bahaya tetap ada ya, salah satunya datang dari materi pembicaraan yang mempengaruhi fokus akibat emosi yang berlebih,” kata Sony kepada Kompas.com, Sabtu (14/9/2024).
Sony mengatakan, mengobrol dengan penumpang boleh saja dilakukan tapi tidak boleh sampai mengganggu daya pikir yang bercanag dari pengemudi.
“Memang ngobrol lebih menghidupkan suasana, karena bentuk komunikasinya dua ara. Sementara, commentary driving itu komunikasi satu arah yang lebih membosankan jika tidak paham tekniknya,” kata Sony.
Sony menjelaskan, commentary driving ini merupakan mengobrol sendiri. Ketika mindsetnya sudah benar maka connectingnya antara orak, tangan dan kaku bisa sesuai.
“Tapi kalau mindsetnya salah, commentary driving bisa jadi beban akhirnya malah bete,” kata Sony.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/09/14/152200615/apa-benar-ngobrol-bisa-menghilangkan-rasa-kantuk-saat-mengemudi-