JAKARTA, KOMPAS.com - Rivalitas dan kontroversi antara Valentino Rossi dan Marc Marquez hingga saat ini masih menjadi sorotan.
Bukan rahasia umum bahwa Marquez dan Rossi memiliki hubungan yang kurang harmonis. Keduanya memang kerap terlibat gesekan di lintasan balap.
Salah satu insiden yang paling menarik perhatian publik adalah MotoGP Sepang 2015. Di mana Valentino Rossi dianggap sengaja menyenggol motor Marc Marquez sampai terjatuh.
Pada saat itu Valentino Rossi mengaku kesal kesal karena merasa Marquez menghalangi jalanya untuk mengejar Jorge Lorenzo.
Akibatnya, The Doctor mendapatkan hukuman yang membuatnya kehilangan kesempatan untuk memenangi gelar juara dunia ke 10.
Meski Rossi sudah pensiun dari MotoGP, hubungannya dengan Marquez belum juga membaik. Legenda hidup MotoGP itu pun masih meladeni beragam pertanyaan soal hubungannya dengan Marquez, termasuk pertanyaan soal awal mula rivalitasnya.
“Tiba di tahun 2015, saya dalam kondisi yang baik, dan saya tahu bahwa rival terbesar saya untuk memenangkan kejuaraan adalah Marquez dan juga Lorenzo,” ucap Rossi, dikutip dari Motosan, Kamis (12/9/2024).
Pada balapan pertama di Qatar, Marquez melaju di tikungan pertama, dan saya berkata 'bagus, kita akan berjalan baik dengan cara ini'.
"Balapan berjalan baik, saya meraih kemenangan di Qatar. Kemudian di Argentina melawan Marquez, dari situlah perseturuan dimulai. Semuanya dimulai dari Argentina,” lanjut Rossi.
Rossi melanjutkan, saat berada di Argentina dirinya berada di belakang Marquez. Namun, The Doctor memiliki catatan yang lebih bagus. Ia kemudian menyalip Marquez dan mengira pertarungan di lintasan sudah berakhir.
“Kami kemudian ada di tikungan kanan, saya sudah berada di depan. Dia berada di belakangku, dan bukannya mengikutiku seperti yang kulakukan, dia justru malah menyenggol. Dia melakukannya dengan sengaja untuk mencoba menjatuhkan saya, karena dia tidak mau kalah,” kata Rossi.
“Saya tetap melaju di jalur, tapi sayangnya kami malah bersenggolan. Jika dia melakukan dan saya membalas, malah jadi terjatuh. Setelah itu, dia masih terus berpura-pura akrab denganku, atau semacamnya,” lanjutnya.
Perseteruan itu kemudian berlanjut di Assen. Di mana keduanya melakukan aksi saling salip, hingga Marquez mendorong Rossi keluar dari lintasan.
“Kemudian Assen tiba, dan kami mencapai tikungan terakhir. Kami harus berusaha keras untuk menjauh, tetapi di tikungan terakhir Marquez ‘menendang’ saya keluar. Saya merasakannya datang ke arah saya, dan saya tidak punya banyak pilihan jadi saya tetap melaju,” ujar Rossi.
“Di parc ferme dia mendatangi saya dan mengatakan kepada saya 'mudah untuk menang seperti ini'. Tapi apa yang Anda inginkan dari saya? Jelaskan pada saya apa yang harus saya lakukan mengalami hal tersebut. ‘Anda harus harus objektif,' kata saya kepada Marquez,” tambahnya.
Usai kejadian tersebut, Rossi mendengar rumor di paddock yang menyebut bahwa Marquez tidak akan membiarkan dirinya memenangkan gelar juara dunia MotoGP.
“Setelah itu saya. mendengar mereka jalan-jalan di sekitar paddock, dan bilang 'oke, kita enggak bisa bersaing untuk kejuaraan dunia lagi, tapi dia (Rossi) juga tidak bisa menang’. Rumor menyebar di kalangan orang Spanyol, dan beberapa teman saya dari Spanyol datang untuk memberitahu saya agar berhati-hati dan memperhatikan,” kata Rossi.
Pertarungan kemudian memuncak di MotoGP Malaysia, atau yang terkenal dengan Sepang Clash. Pada balapan itu, Marquez tampak berkali-kali mengganggu Rossi di lintasan, hingga berakhir dengan tendangan yang dilakukan oleh pebalap yang identik dengan nomor motor 46 itu.
“Di Malaysia di mengganggu saya sepanjang balapan, dan setelah itu, saya mendekatinya, karena dia benar-benar berhenti di samping saya. Dia mencoba membuatku terjatuh tiga atau empat putaran, tapi dia tidak meraih setang saya. Aku mendekatinya dan menatap wajahnya seolah berkata 'cukup, cukup, apa yang Anda lakukan?’,” kata Rossi.
“Setelah itu kami saling bersentuhan. Saya tidak ingin menyenggolnya, tetapi dia terjatuh. Dan pada akhirnya, itu membuat saya kehilangan gelar juara dunia,” ucapnya.
Usai kejadian itu, Rossi pun harus menerima keputusan Steward FIM MotoGP yang menyebut dirinya bersalah atas insiden senggolan dengan Marquez. Ia harus menerima hukuman dengan start di posisi paling buncit dan membuatnya kehilangan kesempatan meraih gelar juara dunia.
“Mereka memutuskan bahwa saya sengaja menendang Marquez, dan memutuskan bahwa saya harus start terakhir di Valencia. Reaksi pertama saya adalah melihat ke arah Marquez, dan Marquez melihat ke arah Alzamora sambil mengangguk tersenyum. Itu seperti mengatakan kepadanya 'kami berhasil’, kata Rossi.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/09/12/130227915/rossi-ceritakan-awal-mula-perang-dengan-marc-marquez