JAKARTA, KOMPAS.com - Nissan Serena e-Power dijual dengan banderol mulai Rp 635 juta. Secara harga bisa ditandingkan dengan MPV Hybrid lainnya yakni Toyota Innova Zenix Hybrid.
Kompas.com dapat kesempatan buat mengetes Serena e-Power untuk beberapa hari. Pada tulisan tes lengkap ini, akan dibahas mulai dari desain, spesifikasi, fitur, rasa berkendara, dan biaya kepemilikan.
Desain Nissan Serena e-Power
Soal tampilan eksterior, desain dari Serena e-Power (C28) berubah cukup banyak dari model sebelumnya. Tapi secara siluet bodinya secara keseluruhan, kelihatan tidak berbeda jauh dari Serena seri C27.
Bahas bagian depan, sudah tampak perbedaan Serena e-Power dengan model sebelumnya. Model lampu dibikin senada dengan grille V-Motion, pakai tiga proyektor LED yang disusun bertumpuk.
Desain bumper berubah, dipasang kisi-kisi udara di bagian samping. Jadi bisa buat jalur angin saat mobil berjalan.
Melihat dari bagian samping, khas MPV boxy adalah kaca dari pintu pengemudi, pintu penumpang, dan baris ketiga punya ukuran yang besar. Tidak lupa ada pintu geser yang bisa dibuka secara otomatis.
Buat peleknya, pakai model dual tone dengan warna hitam dan silver. Ukurannya 16 inci dibalut dengan ban berukuran 205/65, masih proporsional dengan bodi boxy.
Bagian samping juga ada ornamen tulisan SERENA yang emboss atau terukir di bodi, tepatnya di antara lampu dengan kaca samping. Plus, logo e-Power di pintu pengemudi dan penumpang depan.
Buat tampilan belakang, model pintu bagasinya yang bisa dibuka dua bagian, kacanya saja atau dengan pintunya. Terdapat ornamen krom di atas tempat pelat mobil dan ada tulisan SERENA yang besar serta logo Nissan di atasnya.
Kaca belakang besar, ditambah lampu kombinasi yang sudah LED. Ada spoiler juga di atas serta tulisan seperti Highway Star dan e-Power di bagian bawah pintu bagasi.
Masuk ke kabin pengemudi, langsung disajikan dengan desain dasbor yang simpel. Model instrumen klaster menyambung dengan layar head unit, sudah TFT dan layar sentuh.
Bagian setir, bentuknya flat bottom jadi tidak bulat sempurna. Terdapat beberapa tombol, di sisi kanan buat fitur ProPilot (ADAS), dan di kiri buat audio, seperti volume sampai pilih lagu yang sedang didengarkan dan mengatur MID.
Buat bagian tengah, di bawah head unit ada kisi-kisi AC dengan tombol on/off layar dan volume audio. Selain itu ada tombol pintas buat akses ke kamera 360, jadi tidak usah masuk gigi mundur atau via head unit.
Lalu di bagian bawahnya ada kenop putar dan tekan buat mengatur suhu AC di sisi pengemudi maupun penumpang (dual zone). Lalu ada transmisi yang berupa tombol P, R, N, dan D/B serta mode EV dan e-Pedal.
Buat bangku, baik pengemudi dan penumpang sudah dilapis dengan bahan kulit. Selain itu, dipasang juga arm rest, jadi bisa menyetir sambil menyandarkan tangan.
Bangku di baris kedua modelnya captain seat dengan sandaran tangan di sisi kanan dan kiri. Bangkunya bisa maju-mundur, direbahkan, dan digeser kanan-kiri, jadi bisa rapai atau berjarak, leluasa buat penumpang belakang.
Penumpang di baris kedua juga bisa mengatur suhu dan kecepatan AC sendiri, jadi beda dengan yang di depan. Tersedia juga colokan USB sampai meja lipat dengan cup holder.
Kalau baris ketiga, bisa diisi sampai tiga orang dengan nyaman. Tersedia sandaran kepala buat masing-masing penumpang dan bangkunya bisa direbahkan.
Bicara bagasi, ukurannya relatif lega. Kalau mau lebih leluasa, baris ketiga bisa dilipat sehingga kapasitas bagasi bertambah.
Spesifikasi dan Fitur Nissan Serena e-Power
Bahas spesifikasi, secara dimensi Serena e-Power punya panjang 4.765mm, lebar 1.715mm, tinggi 1.885mm dan ground clearance 150mm. Dibandingkan dengan Innova Zenix, Serena lebih panjang dan tinggi, cuma kalah lebar.
Buat mesin, Serena e-Power menggunakan model tiga silinder dengan kapasitas 1.433cc. Cuma mesin ini tidak terhubung langsung ke roda, tapi berfungsi untuk mengisi daya baterai yang nantinya menggerakkan roda pakai motor listrik, Nissan menyebutnya dengan e-Power.
Buat motor listrik yang digunakan, menghasilkan tenaga 163 PS atau sekitar 160 TK di 5.600 RPM dan torsi 315 Nm di 3.600 RPM. Keuntungan dari e-Power ini ada di sensasi berkendaranya yang mengeluarkan torsi secara instan, ala mobil listrik.
Buat sektor penerangan, Serena e-Power memakai tiga lampu LED proyektor di depan. Lalu ada DRL yang juga jadi lampu sein serta lampu kombinasi di belakang juga sudah LED semua.
Kalau melihat dari sisi samping, Serena e-Power menggunakan pelek dual tone 16 inci yang dibalut ban berukuran 205/65. Pintu buat penumpang belakang juga sliding, dibuka dengan otomatis lewat tombol di hendel atau dari dalam.
Beralih ke belakang, salah satu fitur unggulan dari Nissan Serena adalah dual back door, pintu bagasinya bisa dibuka dua bagian. Bisa dibuka kacanya saja, pas buat ambil barang di tempat parkir yang sempit.
Beralih ke bagian pengemudi, layar instrumen sudah fulll TFT. Lalu bagian head unit sudah pakai NissanConnect, layar sentuh berukuran 12,3 inci dengan fitur Apple CarPlay dan Android Auto yang wireless.
Kemudian Serena e-Power juga dilengkapi dengan ProPilot atau fitur ADAS dari Nissan. Fiturnya meliputi Intelligent Cruise Control (adaptive cruise control) dengan Lane Keeping Assist, Forward Collision Warning dan Emergency Braking.
Bukan itu saja, ada juga Blind Spot Warning, Blind Spot Intervention, Rear Cross Traffic Alert, Driver Attention Alert, dan High Beam Assist. Jadi buat mobil Rp 600 jutaan, punya fitur asisten mengemudi yang lengkap dan canggih.
Masih di bagian pengemudi, karena sistem e-Power Nissan cukup unik, memberi rasa berkendara layaknya mobil listrik, ada fitur e-Pedal. Fitur tersebut bikin menyetir bisa dengan satu pedal saja, yakni atur gas, rem cuma dipakai saat mau berhenti.
Tersedia juga EV Mode, jadi cuma mengandalkan tenaga dari baterai yang sudah terisi. Saat sudah sedikit sisa baterainya, mesin kembali menyala buat kembali mengisi daya.
Pada bagian depan juga ada wireless charger, slot USB A dan C. Begitu juga di belakang, ada colokan USB buat isi daya telepon genggam sampai baris ketiga.
Buat AC, Serena e-Power sudah triple zone, artinya suhu di bangku pengemudi, penumpang depan, dan belakang bisa berbeda semua.
Susunan bangku di Serena e-Power ini juga bisa direbahkan sampai rata. Jadi kalau misal mobil dipakai piknik, bisa jadi tempat tidur yang lega. Tidak lupa ada meja lipat buat penumpang baris kedua dan ketiga serta total ada 17 cup holder.
Buat fitur keamanan, sudah dilengkapi airbag di depan, bangku, dan curtain, lengkap. Tidak lupa fitur ABS, EBD, BA, Hill Start Assist, Vehicle Dynamic Control, dan masih banyak lagi.
Rasa Berkendara Nissan Serena e-Power
Serena e-Power diuji hampir setiap hari, dibawa dari Jakarta, ke Depok, dan Bogor, melewati jalan tol dan perkotaan, baik macet maupun lancar.
Saat masuk, posisi mengemudi bisa mudah disetel karena sudah cukup lengkap pengaturannya, walau masih manual. Bangku bisa naik-turun dan maju-mundur, begitu juga setir yang bisa disetel jauh-dekat dan rendah-tinggi.
Setelah dapat posisi mengemudi yang pas, pandangan ke depan dari bangku pengemudi relatif lega. Semua kaca besar, belum lagi di dekat pilar A dan pintu ada kaca tambahan, meminimalisir blindspot.
Ketika dinyalakan mobilnya, mesin Serena e-Power tidak langsung aktif jika masih ada sisa baterai. Jadi tinggal ditekan tombol transmisi D, tekan rem tangan elektrik dan mobil melaju tanpa suara.
Mesin 1.433cc empat silinder baru menyala saat baterai mulai menipis isinya. Nanti seiring mobil jalan, mesin pun ikut menyala, mengisi baterai yang digunakan untuk menjalankan motor listrik untuk memutar roda.
Makanya, rasa berkendara Nissan e-Power cenderung mirip dengan mobil listrik. Jadi tenaga 163 PS atau sekitar 160 TK dan torsi 315 Nm bisa didapatkan dengan instan.
Tersedia beberapa mode berkendara, Eco, Normal, dan Sport. Buat Eco, respons gas dibikin agak lambat dan mobil dibiarkan menggelinding, jadi regenerative braking agak minim.
Sedangkan kalau Sport, respons gas sangat agresif, begitu juga regeneratif brake yang levelnya lebih tinggi, jadi lebih menahan mobil saat pedal gas diangkat. Kalau yang Normal, ada di tengah-tengah.
Sebenarnya di tombol transmisi D ada juga B yang membuat karakter regenerative brake lebih kuat dibanding D. Tapi kalau untuk respons gas, kembali lagi ke mode yang dipilih, Eco, Normal, atau Sport.
Selain tiga mode tersebut, Serena e-Power juga punya fitur e-Pedal dan EV Mode. e-Pedal membuat pengemudi cukup pakai pedal gas saja buat akselerasi dan deselerasi. Rem cuma dipakai kalau mobil mau berhenti.
Sedangkan EV Mode, mode di mana mobil tidak menyalakan mesin sama sekali, meski pedal gas dibejek. Mesin baru menyala ketika baterai sisa sedikit, maka EV Mode akan berganti secara otomatis.
Ketika dibawa, sensasi seperti mobil listrik tersebut jadi nilai plus. Mobil tidak berisik, cenderung hening ditambah tenaga dan torsi yang instan, sekalipun sedang membawa penumpang.
Bantingan suspensinya relatif nyaman buat MPV. Ketika dibawa sendiri, bantingannya tidak keras, begitu juga kalau diisi, cenderung lebih enak walau ada limbung sedikit, layaknya MPV boxy yang bodinya tinggi.
Soal pengereman, sebenarnya dibantu juga dengan regenerative braking. Tapi perpaduan antara rem regeneratif dengan rem kaki rasanya mulus, tidak ada rasa yang mengganjal, pakem.
Biaya Kepemilikan Nissan Serena e-Power
Kompas.com sudah mengumpulkan biaya kepemilikan dari Serena e-Power yang termasuk biaya servis, ongkos bensin, dan pajak tahunan. Pada tulisan ini, Kompas.com membuat untuk kepemilikan selama lima tahun atau 100.000 km.
Buat biaya servis, sejak penjualan di GIIAS 2024, PT Nissan Motor Distributor Indonesia memberi Free Maintenance Service sampai empat tahun atau 50.000 km. Jadi, buat empat tahun pertama atau 50.000 km, tidak usah dipikirkan lagi biaya servis, bayar suku cadang saja.
Semua biaya suku cadang sampai 100.000 km adalah Rp 9.788.500. Serta buat jasa servis, jumlahnya Rp Rp 5.948.800. Jadi, kalau dijumlahkan, harga suku cadang dan jasa sampai 100.000 km adalah Rp 15.737.300.
Kemudian, untuk ongkos bensin selama lima tahun atau 100.000 km, dengan patokan tes Kompas.com. Paling boros, Serena e-Power mencatatkan 14 km per liter dan paling hemat bisa 20 km per liter.
Sehingga, kalau dipakai sampai 100.000 km maka akan menghabiskan BBM sebanyak 5.000 liter sampai 7.143 liter. Kalau dikalikan dengan harga Pertamax (Rp 12.950), dalam lima tahun biaya BBM-nya mulai Rp 64.750.000 sampai Rp 92.501.850.
Terakhir buat pajak, memang baru bayar di tahun kedua setelah memiliki. Artinya, selama lima tahun kepemilikan, bayar pajak tahunannya cuma empat kali, per tahunnya Rp 9,2 juta untuk Jakarta.
Jadi buat bayar pajak tahunan selama lima tahun kepemilikan jumlahnya Rp 36,8 juta. Kalau dijumlahkan, biaya kepemilikan Serena e-Power selama lima tahun atau 100.000 km mulai Rp 117.287.300 sampai Rp 145.039.105.
Kalau dihitung per tahunnya, siapkan mulai Rp 23 jutaan sampai Rp 29 jutaan. Jika dibagi lagi per bulan, biayanya mulai Rp 1,9 jutaan sampai Rp 2,4 jutaan.
Maka, per hari, sisihkan mulai Rp 60.000-an sampai Rp 80.000-an buat memelihara Serena e-Power.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/09/03/110200415/tes-lengkap-nissan-serena-e-power-dari-desain-ke-biaya-kepemilikan