Yusak Kristian Solaeman, Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), mengatakan, permasalahan yang terjadi di lapangan bahan bakar yang ada tidak mendukung teknologi.
“Ini sebetulnya menarik, kami diminta Euro 4 pada 2021 sebab pada 2022 itu harus, dan kami buat semua (model) desain Euro4,” kata Yusak yang ditemui di ICE BSD City, belum lama ini.
“Soal ketersediaan bahan bakar di Jakarta dan sekitarnya oke, tapi begitu ke pelosok sedikit apalagi nyebrang pulau (di luar Jawa) itu berimbas semua jadi masalah,” ujar Yusak.
Seperti diketahui solar Pertamina saat ini punya tiga varian, yaitu Bio Solar, Dexlite dan Pertamina Dex. Dari tiga varian ini Dexlite dan Permina Dex yang dianggap paling cocok buat mesin Euro 4.
“Tahun lalu kami sakit kepala cuma karena bahan bakar. Semua sudah dibuat dengan teknologi Euro 4 tapi teman-teman di Kalimantan dan Sumatera bahan bakarnya belum cocok dengan Euro4,” katanya.
“Apalagi ketersediaannya atau distribusinya tidak merata, tidak semua SPBU ada, dan kalau ada antrenya bisa 3-4 jam,” ujarnya.
Yusak mengatakan, sulitnya solar yang sesuai standar Euro4 di luar Pulau Jawa membuat para pengemudi truk jadi kesulitan.
“Lantas apa yang terjadi? para pengemudi itu beli di botol-botol pinggir jalan ya jadinya masalah dengan Euro4 kita, kalau masih Euro2 mungkin tidak masalah,” kata Yusak.
“Tapi begitu mesin Euro4 jadi sensitif dia knocking. Terus kami mau komplain ke siapa, prinsipal bilang tidak ada masalah dimana-mana Euro4 oke,” ujar Yusak.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/07/25/104200515/masalah-truk-euro-4-distribusi-bahan-bakar-tak-merata