JAKARTA, KOMPAS.com – Penelitian dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menyatakan bahwa penjualan mobil bekas mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi ketimbang mobil baru.
Pada tahun 2023, penjualan mobil bekas meningkat hampir 3 kali lipat, yakni sebanyak 1,4 juta unit dibandingkan tahun 2013 yang hanya 500.000 unit dalam satu tahun.
Kondisi ini salah satunya dipicu berubahnya gaya penawaran mobil bekas kepada konsumen. Berbeda dari zaman dulu, saat ini mobil bekas banyak ditawarkan di media sosial dengan posting yang menarik.
Para konsumen pun bisa lebih bebas memilih-milih model yang disukai, sebelum mengecek unit langsung di lokasi.
Pengamat otomotif dan peneliti LPEM FEB UI Riyanto mengatakan, pasar mobil bekas yang makin transparan (makin simetris) jadi penyebab meningkatnya penjualan.
"Ini market mobil bekas di Jawa dipengaruhi oleh harga mobil, mobil bekas yang di pasaran tersedia cukup banyak, harganya relatif secara rata-rata lebih rendah," ucap Riyanto di Jakarta (10/7/2024).
"Dulu mobil bekas kayak beli kucing dalam karung, sekarang karung dari plastik sudah kelihatan dari luar, cacatnya apa segala macam sudah kelihatan. Sekarang dikasih tahu," kata dia.
Sementara itu, Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara mengatakan, peningkatan penjualan mobil bekas terjadi karena meningkatnya pendapatan per kapita yang tidak dapat mengejar kenaikan harga mobil baru.
"Harga kendaraan kita naiknya luar biasa sehingga menimbulkan gap makin lama makin besar antara harga beli dengan pendapatan,” ujar Kukuh.
“Orang yang ingin beli mobil cenderung pilihannya beda apalagi harga mobilnya jauh, pilihannya lari ke mobil bekas," katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/07/12/154100215/pasar-lebih-transparan-jadi-alasan-penjualan-mobil-bekas-meningkat